REPUBLIKA.CO.ID,MAGELANG--Luapan banjir lahar dingin di Sungai Putih pada Jumat (11/3) malam menerjang Dusun Klumpukan, Desa Seloboro, Kecamatan Salam Kabupaten Magelang mengakibatkan sebanyak 37 rumah rusak.
Kepala Dusun Klumpukan, Wiyatno, di Magelang, Sabtu, mengatakan, akibatnya luapan banjir lahar tersebut sebanyak 119 jiwa warga Klumpukan diungsikan ke SDN Seloboro. Ia mengatakan, banjir datang sekitar pukul 20.00 WIB. Di lokasi pertemuan antara Sungai Putih dengan Sungai Jlegong, aliran meluap ke permukiman warga, tanggul dari karung berisi pasir yang dibuat warga tidak mampu menahan arus banjir lahar sehingga meluap ke permukiman.
Wiyatno mengatakan, arus air masih mengalir di permukiman karena tanah kawasan permukiman itu lebih rendah dari dasar sungai akibat dipenuhi material.
"Kami berharap pemerintah membuat tanggul di tepi Sungai Jlegong. Selain itu, juga melakukan pengerukan dasar Sungai Putih agar lebih dalam," katanya. Hingga Sabtu siang, aliran air Sungai Putih bercampur dengan aliran dari Sungai Jlegong masih mengalir di tengah permukiman penduduk di Dusun Klumpukan.
Bahkan, aliran air ada yang masuk ke dalam rumah, beberapa warga terlihat membawa barang miliknya untuk dibawa ke tempat sanak-saudaranya atau ke lokasi yang lebih aman.
Beberapa rumah penduduk dilepas bagian kerangka bangunannya, khususnya bangunan rumah yang lokasinya berada persis di tepi aliran Sungai Putih.
Dua alat berat berupa ekskavator milik PT Brantas Abipraya, tampak mengeruk dasar Sungai Putih. Winarno mengatakan, dua alat berat itu hanya mengeruk pasir dari dasar sungai untuk dibuat tanggul di tepi Sungai Putih. "Kami menginginkan ada alat berat yang mengeruk pasir dari dasar sungai agar sungai bertambah dalam, tidak hanya sekadar membuat tanggul," katanya.