Rabu 16 Mar 2011 16:51 WIB

Tanaman Jarak, Riwayatmu Kini

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Johar Arif
Seorang petugas menjelaskan proses produksi biodiesel dari tanaman jarak.
Foto: Antara
Seorang petugas menjelaskan proses produksi biodiesel dari tanaman jarak.

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG—Masyarakat Jawa Tengah masih ingat saat gerakan penanaman pohon jarak dikumandangkan lima tahun lalu. Pohon ini merupakan sumber bahan bakar alternatif yang disebut biodiesel, yang saat itu juga sedang gencar-gencarnya dikampanyekan. Karena itu, pohon ini disebut-sebut berpotensi besar menjadi hasil perkebunan yang menjanjikan.

Dalam kurun tak terlalu lama, pohon jarak kian populer dan mulai menyingkirkan berbagai tanaman komoditas perkebunan bernilai ekonomi pas- pasan, tak terkecuali di lahan perkebunan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah yang ada di wilayah Kota Salatiga yang sebelumnya ditanami berbagai tanaman buah.

Ternyata kini, prospek pohon jarak jauh dari harapan. Potensi besar yang sebelumnya gencar dikampanyekan tak terbukti.

“Kita akan usulkan agar tanaman jarak ini diganti dengan tanaman karet yang nilai ekonominya jelas,” ungkap Ketua Komisi C DPRD Jawa Tengah, Novita Wijayanti, usai meninjau lahan pertanian pemprov di Salatiga, Rabu (16/3).

Ia mengatakan, sudah empat tahun ditanam, pohon jarak tak juga mendatangkan apa-apa. Prospeknya pun semakin tak jelas. Kalangan industri tak berminat untuk menerima hasil tanaman ini. Sementara program biodiesel yang empat tahun lalu digalakkan juga tak jelas kelanjutannya.

Hal ini berbeda dengan tanaman karet yang mulai berproduksi dalam waktu kurang dari empat tahun. Selain cepat berproduksi, tanaman karet juga mampu berproduksi berulang dalam jangka waktu yang lebih panjang. Sehingga tanaman karet ini lebih menjanjikan secara ekonomi.

Dengan mengganti tanaman yang lebih memiliki nilai ekonomi, lanjutnya, maka lahan yang dikelola Dinas perkebunan ini akan lebih menghasilkan dari pada tanaman jarak yang belum jelas.  “Kami mendesak agar secepatnya tanaman jarak ini diganti,” tegas politisi FPDIP Jawa Tengah ini.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement