REPUBLIKA.CO.ID,BOYOLALI--Ratusan warga lereng Merapi di Dukuh Takeran dan Stabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jateng, terisolir akibat jembatan putus diterjang banjir lahar dingin, Selasa. Menurut Kepala Desa Tlogolele, Budi Harsono, jembatan terputus di Dukuh Takeran tersebut terjadi sekitar pukul 12.00 WIB saat hujan deras melanda kawasan puncak Merapi.
Padahal, jembatan tersebut satu satunya akses jalan ke luar masuk warga Dukuh Takeran dan Stabelan menuju pusat pemerintah desa setempat, sehingga sebanyak 170 keluarga atau 750 jiwa terisolasi. "Warga dua dukuh itu menempati daerah permukiman yang terletak sekitar 3,5 kilometer dari puncak Merapi. Jembatan putus, mereka tidak dapat ke luar dari dukuhnya," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya secepatnya akan membuat jembatan darurat, karena tidak ada jalan alternatif selain melalui jembatan Takeran tersebut. "Kejadian itu, sudah kami laporkan ke aparat kecamatan setempat untuk dilanjutkan ke kabupaten," katanya.
Camat Selo, Subiso saat dikonfirmasi soal jembatan putus di Dukuh Takeran, membenarkan dan pihaknya menerima laporan sekitar pukul 13.00 WIB. Subiso menjelaskan, hujan deras yang melanda kawasan puncak Merapi, Selasa siang, menyebabkan banjir lahar dingin di sejumlah sungai di wilayah Selo.
Menurut dia, akibat banjir lahar tersebut salah satunya mengakibatkan jembatan di Dukuh Takeran, terputus. Dalam kejadian itu tidak dilaporkan adanya korban jiwa. Namun, ratusan warga di dua dukuh di Desa Tlogolele terisolasi. Karena, jembatan itu satu satunya akses evakuasi warga di dua dukuh tersebut. "Kami belum dapat berbuat banyak, karena di Desa Tlogolele hingga malam ini masih turun hujan," katanya.
Kendati demikian, pihaknya sudah meminta pemerintah desa bersangkutan untuk membuat proposal pengajuan dana ke kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Boyolali. "Jembatan itu satu satunya akses jalan keluar masuk warga dua dukuh. Sehingga, jembatan darurat secepatnya dapat dibuat," katanya.