REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Ratna Sarumpaet akan meluncurkan Novel "Maluku, Kobaran Cintaku" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Jumat (11/3) besok.
"Novel ini adalah tentang toleransi, tentang pentingnya menghormati sesama dan pentingnya menghormati Dasar Negara kita, Indonesia," demikian siaran pers Panitia Peluncuran Novel Ratna Sarumpaet yang diterima di Jakarta, Kamis (10/3).
Novel ini diluncurkan pertama kali di Kota Ambon saat Hari HAM Internasional pada 10 Desember 2010. 'Maluku, Kobaran Cintaku' juga telah diluncurkan di Ternate, Bandung, serta beberapa kota di Belanda.
Peluncuran novel ini bertemakan "Hancurnya Kehidupan Multikultural Kita". Novel "Maluku, Kobaran Cintaku" adalah bukti kesetiaan Ratna Sarumpaet yang menempatkan kesenian sebagai alat perjuangan menyuarakan penolakannya atas kebijakan-kebijakan negara yang dianggapnya menyimpang dan menyudutkan orang-orang tertentu.
Novel ini melengkapi karya-karyanya yang lain, seperti Rubayat Umar Khayam, Dara Muning, Marsinah Nyanyian dari Bawah Tanah, Pesta Terakhir, Terpasung, Marsinah Menggugat, ALIA, Luka Serambi Mekah, Anak-anak Kegelapan, Jamila dan Sang Presiden.
Novel ini berkisah dengan berlatar konflik Maluku tentang sekelompok anak muda yang terjebak dalam pusaran sebuah konflik yang menggerus kerukunan antar suku dan agama. Para intelektual muda ini terdorong untuk terlibat dalam usaha menolong korban dan menyerukan kedamaian. Sikap ini membuat mereka dimusuhi, diintimidasi dan diteror oleh semua kepentingan yang menginginkan konflik terjadi berkepanjangan.
Meski novel ini adalah karya fiksi, namun Ratna selama dua tahun merelakan waktu, pikiran dan tenaganya untuk melakukan riset mengenai konflik yang terjadi di Maluku. Melalui novel ini, Ratna menyoroti ulah provokator serta mengulas perilaku oknum polisi dan militer yang terjerumus menjadi bagian dari masalah.
Ratna juga mengingatkan pentingnya manusia untuk saling menghormati, apapun agama, ras dan sukunya.