REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peringati hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November, pelbagai kalangan mencoba kembali merefleksikan jasa dan makna pahlawan.
Begitu pula dengan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Irman Gusman yang mengartikan pahlawan sebagai orang yang membawa kemajuan.
Setiap individu dapat menjadi pahlawan bagi hidupnya dan orang lain. Pahlawan di era modern tidak terpatok lagi dengan mengangkat senjata berjuang demi negara untuk kemerdekaan.
Makna pahlawan di era saat ini lebih kepada individu yang bisa membawa bangsa merdeka dari keterbelakangan. Setiap warga negara Indonesia bisa menjadi pahlawan asalkan dapat memberikan sumbangsih terbaik bagi bangsa dan negara.
Irman menyatakan, pahlawan merupakan seorang yang bisa membawa perubahan dari kemiskinan, kebodohan, dan kesulitan bangsa. Bukan seperti makna pahlawan di masa penjajahan dan peperangan dalam merebut kemerdekaan.
"Merdeka dari keterbelakangan, kemiskinam dan kebodohan. Itu penting, namanya pahlawan," ujar anggota dewan perwakilan Sumatra Barat ini di Gedung Parlemen, Senin (9/10).
Sebagai upaya menghargai jasa pahlawan terdahulu, pahlawan-pahlawan saat ini harus bekerja lebih keras demi memajukan bangsa. Irman mengatakan, kemajuan mengejar ketertinggalan dari bangsa lain menjadi tantangan besar yang harus dihadapi Indonesia.