Rabu 27 Jul 2011 15:48 WIB

Mereka yang Berusia Lanjut Boleh Berpuasa Asal...

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Ilustrasi
Foto: traveladventures.org
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Secara alamiah setiap manusia mengalami proses penuaan. Proses ini ditandai dengan adanya penurunan fungsi organ tubuh, fungsi dan potensi seksual serta perubahan aspek psikososial.

Pertanyaan yang mengemuka, apakah mereka yang berusia lanjut bakal bermasalah saat menjalani ibadah puasa atau sebaliknya? Dr. Siti Setiati, SpKD-KGER M.Epid, Pakar Geriatri, Divisi Geriatri Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, mengatakan mereka yang berusia lanjut dapat menjalani ibadah puasa dengan catatan melihat dari kondisi fisik yang bersangkutan. Kondisi fisik yang dimaksud apakah mereka tengah mengidap penyakit tertentu yang membutuhkan kontrol ketat seperti hipertensi, diabetes, Jantung dan lainnya.

"Mereka yang berusia lanjut, utamanya yang tengah menyandang penyakit begitu rentan mengalami stress metabolik sehingga berdampak pada kondisi penyakitnya," kata dia saat ditemui dalam acara "Ibadah Berkualitas Selama Puasa Tanpa Gangguan Penyakit" yang digagas Forum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter  Sepesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) di Jakarta, Rabu (27/7).

Siti mengatakan kondisi itu memunculkan batasan-batasan dan aturan-aturan pada mereka yang berusia lanjut, utamanya penyandang penyakit tertentu saat hendak berpuasa. "Kalau mereka mendapatkan kondisi stabil, penyakit terkontrol atau terkendali, dan tidak ada infeksi akut, silahkan mereka berpuasa," kata dia.

Namun, Siti menggarisbawahi mereka yang lanjut disarankan agar berkonsultasi dengan dokter guna mencegah hal yang tidak diinginkan. Sebab, tidak menutup kemungkinan mereka yang sebelumnya kondisinya baik-baik saja mendadak berubah."Ya, berkomunikasi dengan dokter merupakan langkah bijak bagi mereka yang berusia lanjut ketika hendak berpuasa," papar Siti.

 Bukan Masalah

Hasil survei yang dipublikasikan RSCM tahun 2008 silam menyebutkan sekitar 76.5 persen mereka yang berusia lanjut dengan rentang 64-83 tahun menjalankan ibadah puasa. Dari 76.5 persen itu, 83.30 persen berhasil menjalankan ibadah puasa sebulan penuh.

Disebutkan pula, selama menjalani ibadah puasa, mereka yang berusia lanjut mengaku berat badan berkurang (7.7 persen), berat badan bertambah (15.40 persen), dan badan lebih segar (38.50 persen). Terkait keluhan, mereka yang berusia lanjut saat menjalani puasa mengaku tidak mengalami keluhan (69.2 persen), sangat lemah dan lemas (7.7 persen), mual (7.7 persen) dan perut perih (15.40 persen). Yang menarik, hasil survei mengatakan 92 persen dari mereka yang berusia lanjut mengaku berkeinginan berpuasa tahun ini.

Dari hasil survei juga disebutkan mereka yang berusia lanjut saat menjalani puasa secara medis mengalami penurunan kolesterol total, trigliserida dan asam urat.

"Dari hasil survei tergambar, mereka yang berusia lanjut tidak masalah, asalkan mereka tetap berkomunikasi dengan dokter untuk perkembangan kondisi mereka selama berpuasa," kata Siti.

Selain berkomunikasi, mereka yang berusia lanjut ketika hendak berpuasa perlu menerapkan pola makan dan minum yang terukur. Sebab asupan makan dan minum yang berlebihan atau kekurangan dikhawatirkan memicu stress metabolisme tubuh sehingga berdampak pada kondisi fisik dan penyakit yang tengah diderita.

Sebagai gambaran, kata Siti, pola makan itu harus memenuhi kebutuhan kalori yang sama ketika tidak berpuasa. "Rinciannya 40 persen kalori harus dipenuhi saat sahur, 50 persen kalori saat berbuka dan 10 persen sesudah tarawih," kata dia.

Siti mengatakan kalori yang terpenuhi disarankan memenuhi komposisi gizi yang seimbang. Menurut dia, mereka yang berusia lanjut disarankan membatasi makanan yang digoreng dan tinggi lemak. "Saya sarankan konsumsi makanan yang lambat cerna dan tinggi serat dan batasi makanan yang lebih cepat dicerna seperti gula," kata dia.

Ketika berbuka, Siti menyarankan konsumsi buah-buahan seperti pisang. Menurut dia, pisang baik dikonsumsi karena sumber kalium, magnesium dan karbohidrat. "Memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral sangat tepat bagi tubuh ketika berbuka," kata dia.

Selain itu, kata Siti, asupan ciran juga harus memenuhi kebutuhan yang sama saat tidak berpuasa. Sebab, tak jarang, mereka yang berpuasa cenderung kelebihan cairan lantaran "balas dendam" saat berpuasa dan tak jarang pula yang tidak memenuhi asupan minimal yang harus terpenuhi.

Untuk menyiasatinya, mereka yang berusia lanjut dapat membaginya dalam berbagai tahap. Pada saat berbuka, cukup mengkonsumi air putih sebanyak dua gelas, lalu 3-4 gelas setelah tarawih dan sebelum tidur, 1 gelas saat bangun tidur sebelum sahur dan 1-2 gelas saat sahur. "Hindari es. Disarankan konsumsi jus sebagai penambah vitamin dan mineral," ujarnya.

Sementara bagi mereka yang tengah menjalani pengobatan, kata Siti, dianjurkan agar mengonsumsi obat saat berbuka dan sahur. "Insya Allah, kalau semua itu dilakukan, maka mereka yang berusia lanjut dapat menjalankan ibadah puasa dengan sempurnah hingga hari raya kemenangan."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement