REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Dokter spesialis penyakit dalam dan diabetes Universitas Sumatera Utara, dr Dharma Lindarto SpPD-KEMD mengingatkan, penggunaan minyak bekas penggorengan secara berulang-ulang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
"Pemakaian minyak goreng berulang kali tersebut dapat menimbulkan kolestrol dan penyakit lainnya bagi masyarakat," katanya di RSU dr Pirngadi Medan, Ahad, usai kegiatan Memperingati Hari Diabetes Sedunia tahun 2013.
Oleh karena itu, menurut dia, masyarakat jangan lagi menggunakan minyak penggorengan bekas tersebut, karena berisiko bagi kesehatan tubuh dan rentan terhadap penyakit.
"Kalau minyak goreng telah digunakan sebanyak tiga kali, jangan lagi dipakai dan harus diganti dengan minyak goreng yang baru," ucap dia.
Dharma menyebutkan, selama ini banyak ibu rumah tangga menggunakan minyak goreng bekas itu sebanyak enam hingga tujuh kali dan baru diganti dengan yang baru. Cara-cara seperti ini adalah salah dan dapat menimbulkan penyakit.
"Minyak bekas penggorengan itu, kelihatan berwarna kuning bercampur hitam dan terdapat sisa-sisa atau serbuk penggorengan. Hal inilah bila digunakan dapat menimbulkan kolestrol tinggi," kata dia.
Bahkan, jelasnya, setiap melakukan penggorengan kualitas minyak tersebut akan semakin berkurang.
"Masyarakat diharapkan tidak lagi menggunakan minyak bekas penggorengan secara berulang-ulang untuk menghindari agar tidak terkena penyakit kolesterol," kata pakar dan ahli penyakit diabetes.