REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Yayasan Osteoporosis Internasional (IOF) mengungkapkan bahwa wanita di Indonesia berisiko empat kali lebih besar dari laki-laki terserang penyakit osteoporosis yang dapat melemahkan kekuatan tulang dan berakibat pada patahnya tulang sehingga dapat membatasi ruang gerak si penderita.
IOF juga mengatakan, satu dari empat wanita Indonesia usia 50-80 tahun memiliki risiko lebih besar untuk terserang osteoporosis. Selain itu, pemahaman yang kurang terhadap bahaya osteoporosis juga mengakibatkan angka penderita osteoporosis semakin meningkat.
"Insiden patah tulang pinggul telah meningkat dua hingga tiga kali lipat disebagian besar negara-negara Asia selama 30 tahun terakhir, dan kami memperkirakan bahwa ditahun 2050 lebih dari 50 persen insiden patah tulang pinggul di Asia akan terjadi karena osteoporosis," ujar CEO IOF, Judy Stenmark, melalui siaran medianya yang diterima Antara di Jakarta, Senin.
Judy juga mengatakan osteoporosis adalah penyakit yang kurang terdiagnosis, kurang terawat, dan kurang sumber daya dalam penanganannya, sehingga berdampak serius terhadap manusia, sosial, dan ekonomi di Indonesia dan negara-negara Asia.
"Melalui publikasi ini, IOF menyerukan tindakan mendesak yang harus diambil untuk menghindari bencana atas biaya sosial-ekonomi, penderitaan rasa sakit, serta kematian jutaan orang yang tidak perlu dimasa depan," ujar Judy.
Penelitian IOF ini juga didukung penuh oleh salah satu produsen susu di Indonesia, Fonterra. Melalui ahli gizinnya, Joanne Todd, mengatakan bahwa Fonterra telah memberikan langkah sederhana yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk mencegah osteoporosis.
"Diet yang kaya kalsium dan protein, kadar vitamin D yang cukup, dan berat bantalan latihan yang teratur sangat penting untuk mengurangi risiko osteoporosis dan patah tulang pinggul di kemudian hari," uajr Joanne Todd.