REPUBLIKA.CO.ID, Tak sedikit pria Indonesia menderita gangguan seksual. Guru Besar Biologi Kedokteran dan Andrologi FK-UI Prof DR dr Nukman Moeloek Sp And memperkirakan sedikitnya ada 10 hingga 15 juta pria mengalami fatal erection alias impoten. Penderita impotensi ini 25 persen di antaranya akibat menggunakan obat pendongkrak seks yang mengandung zat kimia. Sekitar 70 persen penderita lantaran kebiasaan merokok, alkohol kronis, dan penyakit degeneratif.
Untuk bisa ereksi membutuhkan urutan kejadian. Urutan tersebut meliputi impuls syaraf di otak, medula spinalis, daerah penis dan respons di dalam otot, jaringan ikat, pembuluh balik vena, serta arteri di dalam dan di dekat korpora kavernosa. Di setiap urutan itu, dapat terjadi ''korsleting''.
Salah satu penyebab gangguan, menurut Nukman, akibat kebiasaan merokok yang mengganggu aliran darah vena dan arteri penis. Patut diketahui penampang kemasan bodi rokok mengandung 11 bahan beracun.
Seperti aseton (penghapus cat), amonia (bahan pembersih lantai), methanol (bahan bakar roket), naphtalen (kapur barus), cadmium (bahan aki mobil), vinil chlorida (bahan plastik pvc), butana (bahan korek api), arsenic (bahan racun semut putih), dan toluen (pelarut industri). Akibatnya, tak pelak masuknya bahan beracun ini ke tubuh perokok pasif maupun aktif berakibat abnormalitas hormonal. Tak ayal, pria Indonesia terutama yang gemar merokok gampang loyo.