Senin 17 Feb 2014 09:30 WIB

Waspadai Kehadiran Hewan-Hewan Ini Di Rumah

Rep: Nora Azizah/ Red: Indira Rezkisari
Hewan pembawa penyakit perlu diantisipas kehadirannya di rumah.
Foto: Prayogi/Republika
Hewan pembawa penyakit perlu diantisipas kehadirannya di rumah.

REPUBLIKA.CO.ID, Tikus, kecoa, atau semut adalah hewan yang dipandang banyak orang mengganggu keberadaannya. Binatang pembawa virus ini memang tidak boleh disepelekan, lho.

“Hewan pembawa penyakit ini memang perlu diantisipasi,” kata dokter Tri Yunis Miko Wahyono, salah seorang angota Tim Peneliti Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Rumah harus dijaga kebersihannya agar tidak menjadi sarang mereka. Tikus, kecoa, atau semut adalah hewan yang dipandang banyak orang mengganggu keberadaannya. Binatang pembawa virus ini memang tidak boleh disepelekan, lho.

Miko menjelaskan, penyakit yang sering terdengar dari tikus yakni pes. Sejenis penyakit berbentuk luka atau koreng yang membekas. Penyakit ini disebabkan oleh sejenis mikroba yang dibawa oleh tikus. Kemudian, bisa menyerang manusia bila tergigit tikus tersebut. Bakteri mikroba tersebut akan menggigit badan manusia hingga bernanah dan menimbulkan koreng. Biasanya bakteri suka menggigit di area bawah ketiak, belakang telinga, atau di bagian betis.

Penyakit lainnya yang bisa disebabkan tikus yakni leptospirosis, penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira yang berasal dari air seni dan kotoran tikus. Bakteri tersebut biasanya akan menyebar melalui air.

Tikus biasanya suka hidup di dekat selokan air. Kemungkinan besar di area tersebut akan banyak terdapat bakteri. Bisa pula tersebar melalui kaki tikus yang hinggap pada makanan atau peralatan makan. Penyakit ini bisa membuat penderitanya demam tinggi, hingga mengarah pada sakit kuning dan tifus.

Sedangkan hewan sejenis kecoa, kata Miko, memiliki potensi menyebarkan penyakit yang sama dengan tikus. Sebab, area hidupnya sama seperti tikus, yakni di daerah yang lembab dan kotor. Kecoa juga sering memakan bangkai tikus sehingga ada potensi membawa bakteri yang sama.

Berbeda dengan semut yang mencari makan sendiri dengan cara berkelompok. Meski membuat sarang di tanah, semut tidak memakan bangkai. Dalam hal penyebaran penyakit semut memiliki potensi yang lebih kecil. Kalaupun ada penyakit yang memungkinkan dibawa, yakni hanya gatal-gatal ataupun diare saja akibat kuman.

Ketiga hewan ini memiliki karakteristik yang berbeda. Tikus dan kecoa biasanya hidup di tempat-tempat yang kotor, lembab, dan gelap. Kecoa biasanya muncul saat malam hari saja ketika tidak ada cahaya.

Sebab, dia memiliki alat sensor pada antena yang bisa membantunya berjalan menentukan arah. Kecoa tidak suka dengan cahaya dan pergerakan. Sehingga, ketika ada cahaya atau terdengar suara, otomatis akan kembali bersembunyi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement