Sabtu 15 Nov 2014 18:40 WIB

Bayi tak Dapat ASI, Berisiko Pneumonia

Air Susu Ibu (ASI)
Air Susu Ibu (ASI)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bayi yang tidak mendapatkan air susu ibu (ASI) mempunyai risiko terjangkit pneumonia.

"Pneumonia adalah penyakit radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri. Pneumonia adalah penyakit mematikan bagi balita," kata Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan HM Subuh di Yogyakarta, Sabtu (15/11).

Ia mengatakan, pneumonia menjadi pembunuh utama balita di dunia. Korban pneumonia lebih banyak dibandingkan dengan gabungan penyakit lain seperti AIDS, malaria, dan tuberkulosis.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun diperkirakan 1,1 juta balita di dunia meninggal karena pneumonia. Sebanyak 99 persen terjadi di negara berkembang.

"Sekitar 60 persen kasus pneumonia disebabkan oleh bakteri. Sedangkan di negara maju umumnya disebabkan oleh virus," katanya.

Ia mengatakan, hasil riset kesehatan dasar (riskesdas) 2013 menunjukkan, insiden pneumonia di Indonesia pada balita adalah 1,8 persen. Angka ini menurun dibandingkan angka pada 2007, yakni 2,1 persen.

"Ada beberapa faktor risiko terjadinya pneumonia pada balita antara lain bayi yang tidak mendapatkan ASI, bayi dengan berat badan lahir rendah, bayi yang tidak mendapat imunisasi terhadap penyakit yang terkait dengan pneumonia," katanya.

Selain itu adanya polusi udara dalam rumah, tinggal di lokasi yang padat penduduk, dan keluarga yang tidak berperilaku hidup bersih dan sehat.

"Pemerintah bersama seluruh lapisan masyarakat telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian pneumonia sejak beberapa dasawarsa lalu," katanya.

Menurut dia, upaya itu mencakup pengendalian faktor risiko pneumonia yang diperkuat dengan pencegahan dan pengendalian pneumonia balita. Yakni peningkatan gizi masyarakat termasuk promosi ASI dan pencegahan bayi dengan berat badan lahir rendah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement