REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK--Bagi perokok untuk berhenti merokok tidak semudah membalikkan telapak tangan. Trik mengganti dengan rokok Arab alias shisa serta rokok elektrik ditempuh, walaupun ternyata risikonya jauh lebih tinggi terhadap kesehatan tubuh.
''Menurut agen anti tembakau Prancis, satu hisap sisha setara dengan 70 hisapan rokok biasa. Selain itu, kandungan tar dari asap satu shisha sama dengan 27 hingga 102 batang rokok. Menghisap satu shisha juga sama saja dengan menghirup karbon monoksida setara 15 hingga 52 batang rokok biasa,'' jelas Kepala Bidang Advokasi dan Kemitraan Pusat Promosi Kesehatan Kemenkes RI Nana Mulyana, akhir pekan lalu.
Untuk rokok elektrik, lanjut Nana, meskipun awalnya diklaim efektif membantu orang berhenti merokok tetapi kini tidak direkomendasikan. Lantaran etelah melewati sejumlah evaluasi, cairan yang menjadi isi ulang rokok elektrik tidak hanya mengandung nikotin.
Tetapi juga senyawa yang bersifat karsinogenik yang memicu sel kanker. Sehingga berpotensi memicu penyakit seperti kanker.
''Sudah diteliti banyak pihak, rokok elektrik sangat berbahaya. Maka para perokok sebaiknya tidak diperkenankan menggunakan rokok elektrik sebagai upaya melepaskan kebiasaan merokok,'' terang Nana.
Ia pun menyarankan agar para perokok tidak lagi menggunakan shisha maupun rokok elektrik sebagai cara berhenti merokok.
''Sebaliknya, pergunakan permen, tablet isap, inhaler, tempelan (patch), dan spray,'' tegasnya.