REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Tiap hari di Indonesia ada 40 perempuan yang terdiagnosa kanker serviks dan 20 perempuan meninggal akibat kanker serviks. Ibu Negara Iriana Joko Widodo pun bergerak menyikapi besaran masalah yang mengusik perempuan tersebut.
Iriana mencanangkan program nasional peningkatan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan deteksi dini kanker pada perempuan Indonesia periode 2015-2019. Program tersebut diluncurkan bertepatan dengan Hari Kartini, Selasa (21/4) di Kulon Progo, DI Yogyakarta.
Pada kesempatan yang sama, Iriana menggelar teleconference dengan pimpinan puskesmas dari 11 provinsi. Peserta berasal dari puskesmas Cimahi (Jawa Barat), Jombang (Jawa Timur), Jakarta Timur (DKI Jakarta), Kupang (Nusa Tenggara Barat), Lampung, Pekalongan (Jawa Barat), Deli Serdang (Sumatra Utara), Makassar (Sulawesi Selatan), Palembang (Sumatra Selatan), Banten, dan Kulon Progo (DI Yogyakarta.
Sementara itu, istri Wakil Presiden RI Mufidah Jusuf Kalla menyapa Ibu Negara melalui teleconference dari Makassar, Sulawesi Selatan. Selepas acara tersebut Mufidah meninjau pelaksanaan tes IVA di Puskesmas Batua, Makassar.
Ketua Tim Penggerak PKK Sulawesi Selatan, Ayunsri Syahrul, berharap program yang diluncurkan hari ini dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kanker, utamanya kanker terbanyak yang dialami perempuan Indonesia, yakni kanker leher rahim dan kanker payudara.
"Dengan begitu, kita bisa meminimalisir jumlah penderita, menghindarkan anak kehilangan ibunya dan suami kehilangan istrinya."
Untuk melancarkan program pencegahan dan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara, pemerintah menyerahkan secara simbolis alat uji kanker leher rahim melalui metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA).
"Kami mengajak masyarakat mencegah kanker dengan membiasakan pola hidup sehat dan memeriksakan diri serta mengajak penggerak PKK untuk berperan aktif dalam program pencegahan dan deteksi dini kanker pada perempuan Indonesia," ujar Iriana.
Setiap satu jam meninggal 1 perempuan akibat kanker leher rahim, bisa dideteksi dini dengan pemeriksaan IVA.
Di Indonesia, belum semua puskesmas dilengkapi dengan IVA test. Iriana menugaskan pejabat terkait untuk segera mengatasi kendala tersebut. Di samping itu, ia juga menegaskan perlunya puskesmas buka 24 jam, bukan saja untuk kondisi gawat darurat. Dengan begitu, perempuan bekerja dapat memeriksakan diri selepas jam kerja.
Mengutip data dari National Cancer Institute AS, andaikan ditemukan pada stadium dini dan diobati secara medis, 98 persen pengidap kanker payudara bisa bertahan hidup lebih dari lima tahun.