Rabu 03 Jun 2015 10:52 WIB

Cari Tahu Kandungan Gula dalam Makanan, Ini Saran Para Ahli

Rep: Mutia Ramadhan/ Red: Hazliansyah
Pembatasan makanan manis diharapkan bisa mengurangi angka kegemukan.
Foto: Rakhmawaty La'lang/Republika
Pembatasan makanan manis diharapkan bisa mengurangi angka kegemukan.

REPUBLIKA.CO.ID,  DENPASAR -- ROLers, sudah waktunya Anda menghindari konsumsi gula berlebih. Kali ini, kita tidak berbicara tentang gula atau kandungan manis dalam buah, namun tentang gula berbentuk fruktosa yang diselipkan ke dalam berbagai makanan, mulai dari saus tomat hingga kopi krim. 

Apakah saat ini Anda sedang berbelanja di minimarket atau supermarket? Coba, periksa lagi makanan manis di keranjang belanja Anda dengan mempertimbangkan lima saran dari ahli berikut, dilansir dari Rodale News, Rabu (2/6).

1. Kenali perbedaan antara pemasaran produk dengan gizi, kata Marion Nestle, profesor di New York University dan penulis 'Eat Drink Vote'

Industri makanan menghabiskan miliaran dolar AS per tahun untuk mengajak konsumen membeli produk mereka. Hanya makanan dengan asupan kalori sehat yang terjamin lebih banyak dibeli konsumen. 

Namun, banyak makanan berkedok makanan sehat mengutamakan rasa enak. Produk yang seharusnya dicampur yoghurt untuk membuatnya menjadi makanan rendah lemak lebih sering diganti dengan gula buatan.

2. Baca label bahan saat membeli makanan, kata Pam Peeke, penulis 'the Hunger Fix'

Jika Anda kesulitan menerjemahkan label nutrisi, maka berpatokan saja pada tulisan-tulisan berakhiran -ose atau -osa. 

Peeke mencontohkan, jika Anda menemukan kandungan fruktosa atau sukrosa dalam makanan yang Anda beli, maka tinggalkan, sebab keduanya adalah bahan pemanis berbahaya.

3. Pelajari label nutrisi lebih dalam, kata Robert Lustig, profesor di University of California

Seseorang kesulitan membaca label nutrisi karen dua alasan. Pertama, industri makanan menggunakan hingga 56 nama lain gula. Mereka sering menggunakan beberapa jenis gula untuk menurunkan jumlah gula lainnya. Jadi, konsumen tak akan menemukan tulisan gula atau sugar di label nutrisi.

"Ini adalah trik licik dimana produsen tidak menggunakan tulisan 'gula' sehingga konsumen tak akan melihatnya," katanya.

Alasan kedua, produsen hanya mencantumkan jumlah total gula di dalam sebungkus produk, bukan jumlah gula tambahan yang dimasukkan ke dalam produk tersebut. 

Dr Lustig menjelaskan yohurt gula yang tercatat mengandung 19 gram gula sesungguhnya mengandung 12 gram gula tambahan.

4. Cari tahu alasan Anda makan makanan tertentu, kata Anne Alexander, penulis buku 'the Sugar Smart Diet'

Biskuit coklat mengancam kesehatan Anda jika dikonsumsi berlebihan. Anda mungkin makan makanan manis karena memang Anda menyukainya, atau alasan pada umumnya, yaitu stres dan emosi tidak stabil.

"Memahami alasan mengapa Anda beralih ke gula atau makanan manis bisa membantu Anda mendapatkan alternatif sehat, seperti lebih baik berolah raga atau bercerita kepada teman dikala stres," ujarnya.

5. Cintai diri sendiri lahir batin, kata Talia Fuhrman, penulis 'Love Your Body'

Mengasihi diri sendiri di dalam dan di luar sangat penting. Anda bisa saja makan begitu banyak cheesecake, kemudian merasa bersalah kemudian karena tidak disiplin menghentikan makanan manis ini.

Fuhrman mengingatkan jangan merusak diri sendiri dengan konsumsi gula berlebih. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement