REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gangguan bipolar (GB) adalah gangguan pada perasaan seseorang akibat masalah di otak, ditandai dengan perpindahan mood, pikiran, dan perubahan perilaku.
Penderita mengalami perubahan mood yang dramatis, dari fase manik hingga fase depresi selama periode waktu tertentu. Fase maniak ditandai dengan kondisi mood yang sangat meningkat (hipertimik) atau irritable (mudah marah dan tersinggung). Sedangkan fase depresi ditandai dengan mood yang sangat menurun (hipotimik).
Masyarakat banyak yang sering menyebut kondisi ini dengan ketidakstabilan mood. Akan tetapi gejala ini baru dapat disebut gangguan bila telah memenuhi kriteria waktu tertentu antara satu hingga dua minggu dalam kondisi mood hipotimik.
Selain gangguan mood, peningkatan libido (dorongan gairah seksual) yang kerap terjadi pada penderita GB seringkali berdampak buruk. Pada banyak kasus, peningkatan libido ini mengakibatkan aktivitas seksual yang berlebihan dan dapat mendorong terjadinya perilaku promiskuitas dan seringkali mengakibatkan gangguan dalam keharmonisan kehidupan rumah tangga.
Dr Natalia Widiasih, Sp.KJ (K) MPd.Ked, psikiater FKUI-RSCM pada Seminar Media Pintar Bipolar PT Abbott Indonesia, mengungkapkan bahwa kondisi peningkatan libido pada GB seringkali dikuti dengan perasaan menyesal, malu serta sedih yang berkepanjangan setelah orang tersebut memasuki fase remisi (fase normal).
"Nah, penyesalan akibat aktivitas seksual yang seharusnya tidak terjadi tersebutlah yang akan mengakibatkan orang dengan GB masuk ke dalam fase depresi," ujar Natalia ketika meyampaikan seminarnya, di Hotel Shang-ri La Jakarta.
Oleh karena itu, Natalia menambahkan penting untuk mengenali perubahan perilaku pada orang dengan GB yang menunjukkan adanya gambaran tanda dan gejala peningkatan gairah seksual. Sebagai contoh, misalnya tanda-tanda berupa perubahan cara berpakaian, cara berdandan, dan lainnya. Pentingnya peran keluarga untuk mendeteksi perubahan tersebut sejak dini sehingga dapat mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.