REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit terkait bahaya rokok masih tercatat tinggi. Sedangkan untuk kematian di Indonesia akibat kebiasaan merokok rata-rata sebanyak 239.000 jiwa, setiap tahun.
"Sebagai perbandingan kecelakaan untuk lalu lintas hampir 35 ribu orang," ujar Ketua STIKes Mitra RIA Husada, Hakim Sorimuda Pohan, Selasa (29/9).
Menurut Hakim kematian yang diakibatkan kebiasaan buruk merokok masih memegang rekor di Indonesia. Belum ada kematian lebih tinggi dari itu. Sebagai contoh, korban jiwa akibat bencana tsunami hanya 215 ribu orang untuk warga Indonesia.
Penyakit karena perokok pasif sendiri sama jenisnya. Namun untuk perokok aktif menderita dua jenis penyakit (kanker otak dan serangan jantung) dan untuk istri dapat satu jenis (kanker paru).
"Jadi kalau aktif mendapatkan dua penyakit, sedangkan pasif satu jenis," tutur dia.
Memang, sekarang angka perokok di seluruh dunia turun. Namun satu negara yang masih naik signifikan hanya terjadi di Indonesia.
Untuk kenaikan perokok umur 10 - 19 tahun setiap tahunnya naik 16 persen. Dia menuturkan kalau menurunkan 1 persen saja masih naik, karena grafiknya masih naik 15 persen.
"Itu prestasi sudah hebat. Itu data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikeluarkan setiap tahunnya naik," ungkap dia.