REPUBLIKA.CO.ID, Peneliti University of Texas Health Center di Houston dan Tufts University melihat data dari 6.814 beragam orang di Amerika Serikat. Dari data tersebut makan dilihat keberagaman diet dengan pengukuran yang berbeda.
Pengukuran tersebut dilihat dari tiga bidang utama. Untuk pertama dilihat dari jumlah makanan yang dumakan dalam seminggu, distribusi kalori dari konsumsi makanan yang berbeda, dan perbedaan makanan yang relevan dengan kesehatan metabolisme seperti serat, sodium, serta konten trans-lemak.
Melalui pengukuran tersebut para peniliti akan mengevaluasi dari keragaman diet dengan perubahan lingkar pinggang. Masa waktunya sejak lima tahun setelah awal penelitian dan sepuluh tahun kemudian untuk melihat ada atau tidaknya diabetes.
Seperti dilansir Forbes, Senin (9/11) dari semua total data yang diambil, ternyata 120 persen lebih besar orang yang mempunyai lingkar pinggang lebih besar dialami mereka yang menikmati beragam makanan dibanding peserta dengan perbedaan makanan terendah. (baca: Suka Makan Macam-Macam? Hati-Hati Efek Negatifnya)
Para peneliti menunjukan orang-orang yang diet dengan variasi lebih banyak makanan ternyata tidak sehat. Mereka biasanya mengkonsumsi daging olahan, makanan penutup, dan soda bukan seperti buah-buahan dan sayuran.