Selasa 16 Feb 2016 06:02 WIB

Vaksin Zika Diprediksi Hadir 18 Bulan Lagi, Mengapa?

Rep: Adysha Citra R/ Red: Andi Nur Aminah
Sampel darah dari gigitan nyamuk Aedes aegypti yang menyebarkan virus zika
Foto: Reuters/Mariana Bazo
Sampel darah dari gigitan nyamuk Aedes aegypti yang menyebarkan virus zika

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Banyak negara yang telah mendeklarasikan diri untuk membantu 'melawan' virus zika. Karena itu, banyak ilmuwan yang saling berlomba untuk menemukan vaksin bagi viruz zika yang selama ini belum ada. Terlepas dari dukungan tersebut, World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa vaksin untuk virus zika baru keluar setidaknya 18 bulan lagi.

Sebagai pusat dari penyebaran virus zika, Brazil telah meningkatkan usahanya dalam mencegah penyebaran virus yang belum memiliki vaksin ini. Salah satu cara yang dilakukan Brazil ialah dengan mengeliminasi vektor pembawa virus, yaitu nyamuk Aedes Aegypti. Terlebih, Pesta Olimpiade akan berlangsung di Rio De Janeiro, Brazil, pada Agustus mendatang.

"Kami harus mengatasi masalah zika ini. Akan tetapi ini bukan isu dari Olimpiade. Ini merupakan isu bagi kami warga Brazil dan juga Rio de Janeiro," terang Wali Kota Rio De Janeiro, Eduardo Paes dilansir Xinhuanet.

Paes mengatkan penyelenggaraan Olimpiade sendiri berlangsung pada Agustus, di mana lingkungan dalam keadaan kering. Hal itu akan membuat kemungkinan nyamuk pembawa virus zika akan berkurang karena nyamuk biasanya hidup dan bertelur di genangan air yang jarang ditemukan saat lingkungan kering.

Selain menjadi perhatian di Brazil, virus Zika telah menjadi perhatian di banyak negara karena setidaknya virus ini menyebar di 30 negara. Cina bahkan menyedialkan laboratorium 24 jam untuk 

mengetes virus zika yang terletak di Provinsi Yunnan yang merupakan daerah perbatasan Cina paling rawan atas ancaman Zika. WHO, pada Jumat lalu, menyatakan bahwa kemungkinan vaksin zika akan ditemukan setidaknya dalam 18 bulan ini. Pembuatan vaksin zika membutuhkan cukup banyak waktu karena ada banyak tes klinis dalam skala besar yang harus dilakukan terlebih dahulu.

Sementara vaksin belum ditemukan, WHO meminta agar para wanita hamil dapat menunda kepergian mereka ke daerah yang terserang virus zika. Pasalnya, meski belum ditemukan hubungan pasti antara virus zika dan kasus mikrosefalia pada bayi, ada baiknya jika wanita hamil berhati-hati dari infeksi virus zika. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement