REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota tim dokter Fertility Center Rumah Sakit Sahid Sahirman, Yassin Yanuar Mohammad mengatakan perempuan pekerja rentan terkena gangguan fertilitas.
"Pada kalangan perempuan karier, rentan terjadinya gangguan fertilitas yang berkaitan berkurangnya jumlah dan kualitas sel telur yang dimiliki. Inilah yang dikenal dengan konsep cadangan ovarium yang erat kaitannya dengan usia biologis," kata Yassin dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (31/3).
Menurutnya, berbagai penyebab infertilitas di kalangan pekerja sama dengan yang lainnya, namun pada kalangan perempuan pekerja rentan terjadi "prioritizing".
"Sering kali karier dan pendidikan diutamakan sehingga baru merencanakan kehamilan saat usia yang lebih tua" tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan usia biologis merupakan refleksi dari kuantitas dan kualitas sel telur seorang perempuan yang erat kaitannya dengan fekunditas, yaitu kemampuan reproduksi seorang perempuan untuk memperoleh kehamilan.
"Sedangkan usia kronologis, merupakan usia yang dihitung berdasarkan tanggal lahir seseorang, di samping penuaan reproduksi yang alamiah, usia biologis, dan kronologis tidak selalu sama," ujarnya.
Menurut Yassin, sering didapatkan usia biologis lebih cepat menua dibandingkan usia kronologis seseorang.
"Penurunan ini dipengaruhi berbagai hal, misalnya genetik, adanya penyakit tertentu, riwayat radiasi, dan kemoterapi, paparan zat kimia, gaya hidup, dan lain-lain.
Ia juga menambahkan seorang perempuan pasti mengalami penurunan jumlah dan kualitas sel telur pada saat usia 35 tahun.
"Pada pasangan yang merencanakan menunda kehamilan perlu memperhitungkan aspek ini. Kita tidak bisa memprediksi secara akurat kapan usia biologis seseorang sudah menua melebihi usia kronologisnya," ucap Yassin.
Oleh karena itu, kata dia, idealnya penundaan kehamilan harus lah ditempatkan dalam kerangka perencanaan keluarga, khususnya perencanaan reproduksi keluarga dengan didampingi oleh spesialis obstetri dan ginekologi.