REPUBLIKA.CO.ID, Lebih dari 150 negara mulai beralih ke vaksin polio baru, sebagai tonggak penting menuju upaya pemberantasan polio. Peralihan ke vaksin baru ini direncanakan akan berjalan selama 18 bulan.
Selama 2015, kasus polio tercatat ada 75 kasus, yang ditemukan di Afghanistan dan Pakistan. Sedangkan Afrika telah bebas polio selama lebih dari satu tahun. Sementara di tahun ini, baru ada 10 kasus polio yang diketahui.
Ribuan orang akan ikut memantau peralihan vaksin di 155 negara selama dua minggu ini. Vaksin ini tidak hanya sangat berpengaruh di negara-negara berkembang, tapi juga di negara maju seperti Rusia dan Meksiko.
Vaksin baru ini cara pemakaiannya masih sama dengan vaksin lama, yaitu diteteskan ke dalam mulut. Dengan demikian, petugas kesehatan tidak perlu pelatihan khusus lagi. Selain itu, vaksin ini tidak akan menyertakan virus polio tipe 2 yang telah diberantas pada 1999.
Stephen Cochi, dari US-based Centers for Disease Control (CDC), mengatakan, vaksin baru ini bisa melemahkan virus untuk tiga jenis polio. Namun komponen virus tipe 2 tidak diperlukan lagi karena telah berhasil dibasmi.
"Komponen virus tipe 2 dapat bermutasi dan menyebabkan polio dalam proses circulating vaccine-derived virus. Jadi kami menghapuskan komponen imi dan menghilangkan risiko tersebut," jelasnya, dilansir dari BBC.
Polio, atau poliomyelitis adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus yang rentan diderita anak-anak. Polio mampu menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan total. Penyakit ini diawali dengan gejala demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan leher dan nyeri yang dapat menyebabkan kelumpuhan ireversibel.
Penderita polio cenderung mengalami kelumpuhan, dan lima persen sampai 10 persen dari mereka akan meninggal dunia jika terdapat masalah dalam pernapasan. "Saat ini, hanya ada dua negara, Pakistan dan Afghanistan yang masih terkena polio endemik sejak 1988," kata dia.