Rabu 27 Jul 2016 06:29 WIB

Waspada, Ini Bahaya Mengejek Berat Badan Anak

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Anak dengan severe obesity atau kegemukan ekstrem, Arya Permana, berusaha masuk ke dalam mobil usai menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jawa Barat, Senin (25/7).
Foto: Antara/Novrian Arbi
Anak dengan severe obesity atau kegemukan ekstrem, Arya Permana, berusaha masuk ke dalam mobil usai menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jawa Barat, Senin (25/7).

REPUBLIKA.CO.ID, Seringkali orang tua berkomentar tentang berat badan dan cara makan anak demi kebaikan sang anak. Sayangnya, penelitian justru menemukan bahwa ejekan dan kritik yang berhubungan dengan berat badan dan tubuh anak dapat memicu gangguan makan berlebih pada anak.

Peneliti perkembangan manusia dan keluarga dari University of Illinois, Jaclyn Saltzman, telah melakukan penelitian mengenai gangguan makan berlebih pada anak. Dalam penelitian tersebut, Saltzman menemukan bahwa ejekan dan komentar kritis mengenai tubuh anak dapat meningkatkan risiko gangguan makan yang berlebihan pada anak.

Gangguan makan berlebih atau terlalu banyak ini ditunjukkan dengan gejala kurangnya kontrol saat makan. Hal ini membuat anak akan makan lebih cepat dari normal, makan meskipun tidak merasa lapar, makan sendirian dan merasa depresi setelah selesai makan.

Penelitian lain yang diterbitkan dalam jurnal Eating Behaviors juga menemukan bahwa anak perempuan yang masih mengingat komentar-komentar mengenai berat badan yang ditujukan kepadanya cenderung tumbuh menjadi wanita dengan masa indeks tubuh yang lebih besar. Anak perempuan yang diejek terlalu gemuk juga memiliki kecenderungan besar untuk tumbuh menjadi wanita obesitas ketika dewasa meski berat badan mereka normal ketika masih anak-anak atau pun remaja.

Selain ejekan dan komentar kritis tentang berat badan, beberapa faktor lain seperti berat badan, pendidikan dan keadaan sosial ekonomi orang tua juga dapat meningkatkan risiko gangguan makan berlebih pada anak. Saat ini, gangguan makan berlebih yang menimpa anak atau remaja cukup memprihatinkan. Pada remaja misalnya, tim peneliti menemukan bahwa kasus gangguan makan berlebih lebih banyak hingga lima kali lipat dibandingkan kasus anoreksia dan dua kali lipat lebih banyak dibandingkan kasus bulimia.

Saltzman mengatakan gangguan makan berlebih pada anak tidak selalu merupakan 'kesalahan' orang tua. Pasalnya, orang tua juga tidak dapat benar-benar membuat anak terhindar dari pengaruh sosial. Ejekan atau komentar bisa datang dari banyak pihak seperti saudara atau anggota keluarga besar.

Meski begitu Saltzman menilai orang tua memiliki menyarankan agar orang tua perlu menjaga kebiasaan mereka dengan baik sekaligus menciptakan lingkungan yang positif, sehat serta menyenangkan di rumah.

Saltzman mengatakan salah satu cara orang tua untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan menyenangkan bagi anak ialah dengan mengajak anak memasak bersama-sama. Di samping itu, orang tua juga dapat mendorong gaya hidup sehat dengan bermain di luar ruangan bersama-sama.

"Ada banyak orang tua yang dapat menciptakan budaya di rumah yang tidak menoleransi ejekan, yang berfokus pada citra tubuh positif dan mendorong kebiasaan sehat yang menyenangkan di rumah," pesan Saltzman seperti dilansir Huffington Post.

(baca: Hati-hati, Anak Bisa Ikut Tindakan Negatif di Medsos)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement