Ahad 30 Oct 2016 21:27 WIB

Program GISI PP Aisyiyah untuk Tekan Korban Kanker Payudara

Rep: Fuji EP/ Red: Maman Sudiaman
Ketua Umum Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini
Foto: Republika/Agung Supri
Ketua Umum Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah merilis data, kanker payudara dan serviks merupakan penyebab terbanyak kematian pada perempuan. Jumlah pasien kanker payudara sebanyak 28,7 persen dari total pasien kanker di Indonesia. 

Kanker payudara juga menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Sayangnya, sebanyak 70 persen dari jumlah pasien kanker datang dalam kondisi stadium tiga. Program Gerakan Infaq Sayang Ibu (GISI) diharapkan bisa meminimalisasi korban kanker payudara dan serviks.

Ketua Umum PP Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini mengatakan, GISI merupakan gerakan pemanfaatan zakat, infaq, shodaqoh (ZIS). Tujuannya agar bisa dipergunakan untuk membantu menjawab persoalan kesehatan reproduksi di Indonesia. Menurutnya, potensi ZIS masyarakat Indonesia sangat besar.  "Seharusnya dapat berkontribusi pada peningkatan kesehatan ibu," kata Siti kepada Republika, belum lama ini.

Ia menerangkan, GISI merupakan salah satu strategi Aisyiyah dalam berkontribusi pada pencapaian tujuan Sustainibility Development Goals (SDGs) yang dicanangkan PBB. Khususnya pada tujuan ketiga, yakni untuk memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia. 

Dalam menjalankan program GISI, Aisyiyah menggandeng Lembaga Amil Zakat Infaq Shodaqah Muhammadiyah (LazisMu) sebagai lembaga pengelola ZIS. Melalui program GISI yang akan diluncurkan di Universitas Muhammadiyah Cirebon pada Ahad (30/10). 

Ke depannya, Pemerintah Kabupaten Cirebon diharapkan dapat menyediakan layanan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks dan payudara. Layanan pemeriksaan deteksi dini kanker tersebut nantinya akan menjadi layanan reguler di semua Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Pustu) di Kabupaten Cirebon. Sebab, banyaknya penderita kanker serviks dan payudara yang meninggal karena dipicu minimnya informasi yang diketahui masyarakat tentang deteksi dini kanker. Juga karena Kurangnya ketersediaan layanan deteksi dini kanker di Puskesmas. 

"Kurangnya fasilitas pengobatan kanker di berbagai daerah dan problem keterjangkauan biaya pemeriksaan IVA serta pengobatan kanker bagi masyarakat," jelasnya.

 

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement