REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan tim peneliti dari Institute Karolinska, Swedia, bermain tetris dapat mengurangi kenangan buruk yang dialami seseorang pascakejadian traumatis, termasuk kecelakaan. Bahkan, permainan ini juga dinilai bisa membuat orang yang mengalami kecelakaan lebih cepat pulih secara psikologis.
Gejala gangguan kenangan buruk dan ingatan-ingatan tidak menyenangkan terkait kecelakaan yang dialami seseorang tersebut masuk sebagaui kategori Post Traumatic Stress Disorder (PSTD), atau biasa disebut flashback. Jika tidak ditangani dengan benar, kenangan-kenangan buruk tersebut dapat menyebabkan penderitanya mengalami stress berkepanjangan.
Dalam jurnal ilmiah Molecular Psychiatry, peneliti dari Institute Karolinska melakukan pengamatan terhadap 71 orang yang telah mengalami kecelakaan bermotor. Setelah mendapatkan perawatan medis yang diperlukan, separuh dari jumlah responden tersebut memainkan tetris selama menunggu hasil pemeriksaan. Atau enam jam setelah terjadinya kecelakaan. Sementara responden lainnya melakukan aktivitas lain.
Hasilnya, orang yang bermain tetris tersebut memiliki kenangan tidak menyenangkan yang lebih sedikit dalam sepekan setelah kejadian. Kondisi ini berbeda dengan kelompok lainnya. Selain itu, bermain tetris juga dinilai dapat mengurangi timbulnya ingatan-ingatan atau kenangan traumatis.
Hal ini sesuai dengan hipotesis awal yang menyebutkan, tuntutan visual yang cukup tinggi dari pemainan menyusun balok-balok itu dapat mencegah munculnya ingatan atau kenangan traumatis pascakecelakaan.
''Siapa pun bisa mengalami trauma. Penelitian awal ini dapat membuat perbedaan besar buat banyak orang, jika kami bisa membuat intervensi perilaku yang berpengaruh secara psikologis dengan menggunakan permainan komputer. Permainan itu dapat mencegah penderita mengalami stress pascatrauma dan mengurangi kenangan-kenangan yang tidak menyenangkan,'' kata profesor bidang psikologi dari Klinik Neuroscience Institute Karolisnka, Emily Holmes, yang juga ketua tim peneliti, seperti dikutip Time, Senin (3/4).
Kendati begitu, Emily mengakui, waktu sebulan yang dihabiskan untuk penelitian ini masih belum cukup. Penelitian lebih lanjut tentang PTSD masih perlu dilakukan, dengan kelompok pasien yang lebih besar dan manfaat langsung yang bisa dirasakan mereka dari permainan tetris.