REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melakukan aktivitas fisik di bawah terik matahari perlu diimbangi dengan asupan cairan yang mencukupi dari air putih maupun muniman kaya elektrolit. Sayangnya, sebagian orang memilih minuman energi untuk memenuhi kebutuhan cairan tersebut.
Kandungan kafein yang tinggi merupakan salah satu alasan mengapa konsumsi minuman energi di tengah cuaca terik berisiko membahayakan. Kandungan kafein dalam jumlah tinggi bersifat diuretik sehingga memicu pengeluaran urin lebih banyak.
"(Karena bersifat diuretik) Orang-orang ini memiliki risiko dehidrasi lebih cepat di cuaca panas," kata Dr Manny Alvarez seperti dilansir FOX News.
Selain memiliki kandungan kafein yang tinggi, minuman energi juga kerap menggunakan gula dalam jumlah besar. Konsumsi gula dan kafein dalam jumlah besar dapat mempengaruhi kondisi saraf dan jantung.
Tak hanya itu, Alvarez juga mengatakan, konsumsi gula dan kafein dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko obesitas dan hiperaktivitas. Sebagai tambahan, minuman kaya gula dan kafein ini dapat memicu terjadinya tekanan darah tinggi pada remaja.
"Mendorong kesehatan yang buruk pada kelompok berusia muda," kata Alvarez.
Kadar kafein yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan terjadinya overdosis kafein. Ini dapat terjadi jika seseorang mengonsumsi beberapa minuman energi dalam satu waktu.
Akibat dari overdosis kafein, seseorang dapat merasakan gejala pusing atau mual, keringat berlebih dan gugup, peningkatan denyut jantung, bahkan palpitasi jantung. "Dalam beberapa kasus, ia mungkin akan mengalami henti jantung," kata Alvarez.
Oleh karena itu, Alvarez mengingatkan agar masyarakat tidak meremehkan efek dari kafein maupun stimulasi yang diberikan minuman energi terhadap tubuh. Alvarez mengatakan, kombinasi antara cuaca panas dan kafein berlebih dapat menyebabkan dehidrasi berat, peningkatan tekanan darah dan bahkan stres atau henti jantung.
"Batasi asupan kafein Anda dalam jumlah minimal, dan pilih air putih atau minuman yang mengisi kembali elektrolit dalam tubuh," kata Alvarez.