Ahad 03 Sep 2017 13:01 WIB

Pendarahan Sering Jadi Penyebab Kematian Ibu Pascamelahirkan

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Qommarria Rostanti
Ilustrasi melahirkan.
Foto: Foto : MgRol_93
Ilustrasi melahirkan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kasus kematian ibu saat melahirkan di Kota Bandung, Jawa Barat, masih terjadi. Menurut Direktur Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung, Taat Tagore Diah Rangkuti, dari Januari hingga Juli 2017, di rumah sakitnya menangani 2.222 persalinan.

Dari jumlah tersebut, ada enam ibu meninggal saat melahirkan. Untuk itu, proses melahirkan ini tak bisa disepelekan karena menyangkut nyawa manusia. Taat mengatakan, penyebab kematian ibu sebagian besar berupa pendarahan pascamelahirkan, meninggal saat, atau sebelum tiba di rumah sakit dan emboli air ketuban. "Kami mengimbau ibu hamil agar selalu menjaga kecukupan gizi. Hal itu ditujukan untuk mencegah terjadinya gangguan saat melahirkan," ujar Taat, Ahad (3/9).

Selain mengimbau para ibu hamil untuk terus menjaga kondisi kesehatan, kata Taat, rumah sakitnya juga terus meningkatkan kapasitas rumah sakit untuk menangani 23.535 kunjungan pasien hingga Juli 2017 ini. RSKIA, terus meningkatkan kemampuan dokter dan perawat melalui berbagai pelatihan dan pendidikan.

"Sarana dan prasarana juga kita siapkan, termasuk obat-obatan yang harus disediakan. Walaupun harganya mahal tapi kalau untuk keselamatan nyawa manusia ya kita siapkan," kata Taat.

Selagi mempersiapkan pembangunan rumah sakit yang baru, kata dia, rumah sakit yang saat ini memiliki 64 tempat tidur itu terus memberikan pelayanan. Apalagi, pasien yang datang ke RSKIA Kota Bandung ternyata tidak hanya berasal dari dalam kota, tetapi juga luar Kota Bandung. "Ada 17 persen yang dari luar Kota Bandung, selebihnya dari dalam kota," katanya.

RSKIA Kota Bandung juga melayani tidak hanya persalinan, tetapi juga perawatan bagi penyakit yang menjangkit ibu dan anak. Sebagian besar, penyakit yang diderita anak adalah diare dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement