Kamis 08 Nov 2018 09:40 WIB

Mengapa Cemas dan Stres Picu Keinginan Makan?

Ketika stres hormon kortisol kerap mengacaukan sinyal rasa lapar.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Sepotong kue dan cokelat bisa memberi rasa nyaman ketika hati sedang tidak mood.
Foto: EPA
Sepotong kue dan cokelat bisa memberi rasa nyaman ketika hati sedang tidak mood.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasa cemas berlebihan dan stres bisa membuat seseorang banyak makan. Emosi tiba-tiba meluap dan Anda tanpa sadar menghabiskan sekantong penuh keripik kentang.

Ketika Anda cemas, otak cenderung berpikir pendek untuk membuat tubuh merasa lebih nyaman, salah satunya memberi hadiah berupa makanan lezat. Otak melupakan sejenak tujuan jangka panjang, seperti keinginan Anda menurunkan berat badan.

Baca Juga

Pada saat sama, hormon stres kortisol mengacaukan sinyal rasa lapar. Pikiran Anda penuh dengan hasrat ingin makan, bahkan ketika Anda sesungguhnya tidak dalam kondisi lapar.

Studi terbaru dari University of Minnesota menemukan cokelat, es krim, dan kue adalah jenis-jenis yang paling sering dikonsumsi karena memberi rasa nyaman dan memperbaiki suasana hati. Sayangnya begitu Anda selesai menghabiskan semuanya, Anda akan menyesal seketika.

Direktur Kesehatan Perilaku di Duke Diet and Fitness Centre, Sofia Rydin-Gray mengatakan cara pertama mengakhiri kebiasaan makan banyak saat stres adalah menyadari bahwa Anda sedang cemas, panik, atau stres. "Begitu Anda melakukannya, coba cari tahu penyebab Anda cemas. Anda pun bisa membuat pilihan berbeda," kata Rydin-Gray, dilansir dari Cosmopolitan, Kamis (8/11).

Langkah selanjutnya lakukan ritual menenangkan, misalnya duduk tenang selama lima menit, berlari sebentar, menghirup udara segar, atau beranjak sebentar dari meja kerja. Menuliskan perasaan kala cemas dan stres juga tips yang bagus untuk meluapkan emosi Anda, alih-alih menjejali perut dengan makanan sampah (junk food).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement