Jumat 01 Feb 2019 01:43 WIB

Tidak Sarapan Bantu Turunkan Berat Badan, Benarkah?

Ada faktor pola kerja, gaya hidup, dan faktor sosial ekonomi yang mempengaruhinya.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Agung Sasongko
Sarapan sehat (ilustrasi)
Foto: Al Arabiya
Sarapan sehat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi sebagian dari mereka yang menjalani diet, melewati sarapan pagi merupakan salah satu runutan cara untuk menurunkan berat badan. Benarkah demikian?

Sebuah studi yang dipublikasikan The BMJ justru memiliki kesimpulan berbeda. Dari hasil analisis 13 studi yang dilakukan, melewatkan sarapan pagi bukanlah cara tepat untuk menurunkan berat badan. Pasalnya, pola kerja, gaya hidup, dan faktor sosial ekonomi menjadi pembedanya.

Misalnya, mereka yang bekerja pagi ke sore dengan mereka yang mendapatkan shift kerja sore ke malam hari tentu akan berbeda. Studi lainnya juga menyebutkan, melewatkan sarapan mungkin menyebabkan lebih banyak pembakaran kalori namun akan memiliki dampak pada tubuh. 

Ahli Gizi University of Delaware  Sharon Collison mengatakan, tidak mengetahui adanya penelitian yang menunjukkan sarapan dapat menambah berat badan. Sehingga kemungkinan tidak ada salahnya untuk tetap melakukannya.

“Orang yang mengonsumsi sarapan secara teratur sering mengalami peningkatan aktivitas fisik. Mereka memiliki profil diet yang lebih baik dan asupan makanan ringan yang lebih rendah,” kata Collison yang mendukung gerakan sarapan, dikutip dari Time.

Menurut Collison, melewatkan sarapan dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit. Masalah yang timbul tidak hanya obesitas, namun, diabetes, penyakit jantung, dan kualitas makanan yang lebih rendah.

Collison mengatakan makan pagi yang baik mencakup empat hal, protein, biji-bijian, lemak sehat, dan buah atau sayuran. Penelitian telah menunjukkan, protein dan lemak dapat meningkatkan rasa kenyang dan mengurangi ngemil yang tidak perlu di jam sleanjutnya, sementara gandum utuh dan produksinya menambah serat, vitamin, dan mineral yang bergizi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement