Kamis 09 May 2019 17:50 WIB

Satu dari Lima Polisi di Inggris Alami Stres Pascatrauma

Satu dari lima polisii di Inggris alami stres pascatrauma atau PTSD

Rep: Puti Almas/ Red: Christiyaningsih
Polisi di Kota London, Inggris.
Foto: EPA-EFE/NEIL HALL
Polisi di Kota London, Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Sebuah penelitian mengungkapkan satu dari lima petugas kepolisian di Inggris mengalami post-traumatic disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma. Para ahli mengatakan negara itu menghadapi krisis klinis dan sektor survei yang menyebabkan hal itu terjadi.

Survei dilakukan terhadap hampir 17 ribu personel kepolisian serta staf operasional keamanan Inggris. Hasilnya, para ahli menemukan tingkat PTSD yang lima kali lebih tinggi daripada populasi yang lebih luas.

Baca Juga

Penelitian yang dilakukan oleh tim dari University of Cambridge itu juga mengatakan dua pertiga dari petugas polisi yang menderita PTSD tidak menyadari mereka memiliki kondisi tersebut. Salah satu penyebab adalah kurangnya pendekatan terpadu yang sebenarnya dapat mendukung strategi kesehatan mental kepolisian nasional dibentuk.

Seorang sosiolog yang memimpin penelitian ini, Jess Miller, mengatakan tingkat PTSD yang ditemukan penelitian itu mengkhawatirkan. Ia juga menekankan bahwa sikap diam yang saat ini tampaknya dilakukan oleh kepolisian tak sesuai di era modern saat ini.

“Untuk pertama kalinya di Inggris kita dapat melihat di belakang piala budaya tembaga yang terbakar, karena telah melihat terlalu banyak hal. Ini adalah krisis sektor klinis dan publik,” ujar Miller dilansir Guardian, Kamis (9/5).

Miler mengatakan memilliki pengalaman dengan hal-hal yang tak menyenangkan telah menjadi bagian dari tugas seorang polisi. Namun, bukan berarti mereka tak memiliki hak untuk mendapatkan sumber daya yang melindungi mereka dari dampak trauma sehari-hari pekerjaan tersebut.

“Tanpa  sumber daya semacam itu, biaya untuk kepolisian dan keamanan publik akan meningkat,” kata Miller menambahkan.

Sebuah badan amal Police Care UK telah menyerukan strategi kesehatan mental kepolisian nasional untuk diperkenalkan segera. Menurut kepala eksekutif badan tersebut, Gill Scott-Moore, hal itu harus dilakukan karena tal ada strategi komperehensif untuk mengatasi masalah tersebut.

“Layanan itu akan memiliki tantangan nyata dalam mengenali dan merespons tanda-tanda dan gejala paparan trauma,” ujar Scott-Moore.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement