Sabtu 30 Nov 2019 14:01 WIB

Makan Setelah Berolahraga Picu Pembakaran Lemak

Penelitian sebut peserta berolahraga dengan perut kosong membakar lemak lebih banyak

Rep: Puti Almas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Berolahraga dengan sepeda statis. Penelitian sebut peserta berolahraga dengan perut kosong membakar lemak lebih banyak
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Berolahraga dengan sepeda statis. Penelitian sebut peserta berolahraga dengan perut kosong membakar lemak lebih banyak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa berolahraga dengan kondisi perut yang kosong justru dapat meningkatkan manfaat kesehatan. Studi ini melibatkan sejumlah pria yang tidak aktif dan sebagian bersepeda secara rutin.

Secara umum, olahraga jenis apapun dapat meningkatkan kesehatan. Namun, dalam penelitian terbaru menunjukkan bahwa masing-masing orang dapat merespon rutinitas olahraga yang sama dengan cara berbeda.

Bahkan, jika setiap orang menyelesaikan olahraga dalam waktu yang sama. Ada beberapa yang merasa lebih bugar dibandingkan lainnya, atau ada sebagian yang mengalami penurunan berat badan lebih banyak, serta dapat mengendalikan kadar gula darah dalam tubuh mereka.

Sebagian besar ilmuwan di bidang olahraga percaya bahwa genetika, diet, fisik, temperamen, dan aspek halus kehidupan berperan untuk membentuk tubuh atas reaksinya terhadap olahraga. Namun, beberapa peneliti juga mencurigai masalah waktu untuk makan.

Otot yang bekerja membutuhkan bahan bakar selama olahraga. Sebagian besar dalam bentuk gula (glukosa) atau lemak. Bahan bakar itu juga bisa berasal dari makanan yang baru saja dikonsumsi, saat komponen gula dan lemak mencapai aliran darah.

Setiap orang memiliki tempat penyimpanan untuk lemak dan gula. Secara khusus adalah lemak, yang beberapa diantaranya tersimpan dalam otot-otot tubuh dan mengerasnya di dalam.

Lemak otot ini akan bermasalah jika tertumpuk terlalu banyak.  Otot lemak tidak merespon dengan baik terhadap hormon insulin, yang mengarahkan gula dari darah ke otot. Akibatnya, kelebihan lemak dapat berkontribusi terhadap resistensi insulin, kadar gula darah tinggi dan peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan kondisi metabolisme lainnya.

Karena itu, para peneliti di  University of Bath di Inggris dan lembaga-lembaga lain mulai bertanya-tanya terkait waktu makan dapat mempengaruhi berapa banyak lemak otot yang dibakar selama berolahraga. Ini kemudian akan mempengaruhi konsekuensi metabolisme jangka panjang dari aktivitas itu dan membantu menjelaskan mengapa beberapa orang butuh berolahraga lebih banyak dibandingkan lainnya.

Untuk melihat masalah-masalah itu, peneliti melibatkan 30 pria yang kelebihan berat badan dan jarang bergerak. Kemudian, mereka menguji kebugaran pria dan sensitivitas insulin dan kemudian membaginya menjadi tiga kelompok.

Seperti yang diduga, setelah berlatih sepeda statis beberapa pekan, kebugaran kelompok yang tidak dijaga pola makannya jauh berbeda dengan dua yang lain yang dijaga pola makan paginya. Namun, peserta yang mengayuh sepeda dengan perut kosong telah membakar lemak dua kali lebih banyak selama olahraga, dibanding mereka yang terlebih dahulu mengkonsumsi shake.

"Anda mungkin bisa mendapatkan lebih banyak manfaat tanpa meningkatkan intensitas, dengan berolahraga sebelum sarapan," kata Javier Gonzalez, seorang profesor fisiologi dan nutrisi di University of Bath, yang mengawasi studi terbaru ini dilansir CNA Lifestyle, Sabtu (30/11).

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism ini juga melihat sensitivitas insulin, termasuk penurunan berat badan. Namun, studi tidak dapat menyimpulkan apakah melewatkan makan siang sebelum latihan sore hari akan memiliki efek yang sama, meskipun tampaknya mungkin.

"Kami percaya bahwa kuncinya adalah periode puasa, bukan waktu," kata Gonzalez.

Jadi, jika Anda akan memanfaatkan musim liburan yang akan datang dalam waktu dekat ini, cobalah untuk bangun lebih awal dan melakukan aktivitas fisik di pagi hari. Gonzalez mengatakan tak harus menguras keringat, namun sekadar olahraga ringan apapun bisa dicoba untuk mendapatkan manfaat-manfaat seperti yang disebutkan sebelumnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement