REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Undangan halal bihalal sudah berderet? Agar tetap sehat, sebaiknya jaga asupan makanan saat menghadiri acara halal bihalal.
"Halal bihalal bisa sampai satu bulan. Satu bulan bisa naik 2-4 kilogram, nanti menurunkan (berat badannya) susah," kata Ketua Indonesia Hydration Working Group (IHWG) Dr dr Diana Sunardi MGizi SpGK, di Jakarta.
Mencoba beragam sajian khas Lebaran pada dasarnya tidak dilarang. Yang terpenting, menurut Diana, adalah mengatur komposisi dan porsi makanan yang akan dikonsumsi agar tidak melebihi kebutuhan kalori harian.
Diana mencontohkan, seseorang yang berencana makan empat kali selama halal bihalal Lebaran bisa membagi kebutuhan kalori hariannya menjadi empat. Bila kebutuhan kalori orang tersebut adalah 2.000 kalori per hari, maka jatah dia dalam satu kali makan adalah 500 kalori.
"Kalau kita makan tujuh kali karena yang dikelilingi tujuh (rumah), ya, 2.000 kalori dibagi tujuh," ujar Diana.
Selain menakar jumlah kalori, Diana juga mengingatkan pentingnya memperhatikan komposisi makanan yang disantap. Komposisi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, hingga mineral saat makan bisa diatur sesuai dengan anjuran Isi Piringku dari Kementerian Kesehatan.
Diana mengatakan, salah satu yang sering terlupakan selama momen halal bihalal Lebaran adalah konsumsi sayur dan buah. Padahal, konsumsi sayur dan buah merupakan salah satu bagian terpenting yang tak boleh diabaikan.
"Oleh sebab itu, biasanya habis Lebaran angka kesakitan meningkat," ujar Diana.
Diana mengatakan, keluhan yang paling sering terjadi setelah Lebaran adalah dislipidemia. Dislipidemia merupakan suatu kondisi di mana profil lipid atau kadar lemak dalam aliran darah seseorang terganggu. Gangguan ini bisa terjadi akibat kadar kolesterol maupun kadar trigliserida yang meningkat tinggi akibat pola makan yang tak seimbang.
"Trigliseridanya tinggi karena banyak karbohidrat sederhana yang dikonsumsi. Kalau kolesterol total dan LDL, itu karena lemak," ungkap Diana.