REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembiayaan saat kehamilan sangat banyak dan menguras kantong. Namun, bukan berarti pembiyaan setelah melahirkan akan berhenti atau berkurang.
Jusrtu setelah melahirkan pembiyaan akan lebih besar dua kali lipat. Bahkan, bisa lebih dari itu. Perlu adanya perencanaan, sehinga kita bisa memprioritaskan kebutuhan dan berhemat.
Perencana keuangan, Prita Hapsari Ghozie meberikan tips berikut ini agar bisa hemat setelah melahirkan.
Hemat biaya imunisasi
Untuk mengoptimalkan kekebalan tubuh bayi yang baru lahir, bayi diwajibkan untuk vaksin. Vaksin wajib diberikan secara gratis, namun ada vaksi tambahan yang tidak tersedia secara gratis, seperti cacar air, influenza dan tifoid.
untuk menghemat diperlukan beberapa teknik. Pertama, pilihlah vaksin buatan lokal karena keduanya memiliki fungsi yang sama dan masuk rekomendasi WHO.
Kedua, pergi ke rumah vaksin atau markas sehat, dimana suntikan diberikan oleh dokter umum atau bidan, sehingga biayanya rendah. Selanjutnya adalah ketahui jadwal vaksin tertentu karena ada vaksin yang satu kemasannya digunakan untuk banyak anak.
Menghemat biaya susu formula
Berdasarkan pengalaman Prita ia bisa menghemnat uang lebih banyak dengan memberikan anak ASi selama 18 bulan dan baru memberikan susu formula diatas usia 18 bulan. Dengan menghemat biaya susu formula, sisa uangnya bisa diinvestasikan ke reksadana saham yang memberikan hasil 20 persen per tahun secara rata -rata.
Popok
Popok biasanya digunakan anak sampai usia 1,5 tahun dan biaya dikeluarkan untuk popok tidak main - main, cukup mengguras kantong. Untuk menghemat anda bisa mengganti popok sekali pakai dengan cloth diaper yang bisa dipakai berulang - ulang.
Biaya imunisasi, pembelian popok, biaya susu harus diambil dari gaji bulanan. Jumlah maksimal diupayakan 20 persen dari gaji bulanan orang tua.