Senin 18 Mar 2019 22:13 WIB

Museum Jenderal Sudirman Semakin Ramai Dikunjungi

Museum Jenderal Sudirman ke depannya akan berbasis multimedia.

Replika bangsal Rumah Sakit Panti Rapih yang dipamerkan  di Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Soedirman, Yogyakarta.  Bangsal ini pernah digunakan untuk merawat Panglima Jenderal Sudirman  ketika mengalami sakit paru-paru.
Foto: Republika/Silvy Dian Setiawan
Replika bangsal Rumah Sakit Panti Rapih yang dipamerkan di Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Soedirman, Yogyakarta. Bangsal ini pernah digunakan untuk merawat Panglima Jenderal Sudirman ketika mengalami sakit paru-paru.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Objek wisata Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman di Jalan Bintaran Wetan, Kota Yogyakarta, mulai mengalami peningkatan sejak memasuki 2019. Sejak awal tahun, tingkat kunjungan museum cenderung meningkat.

"Pada Januari, 1.382 orang datang ke Museum Jenderal Sudirman dan pada Februari, jumlah kunjungan meningkat menjadi 2.495," kata Kepala Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman Heru Santoso di Yogyakarta, Ahad.

Menurut Heru, pengunjung berasal dari berbagai kalangan, terutama siswa sekolah, mahasiswa, serta personel TNI dan Polri. Pengunjung tidak hanya berasal dari wilayah Yogyakarta, namun juga berasal dari luar daerah

Heru mengatakan jumlah pengunjung museum setiap bulannya tidak dapat diprediksi. Namun, dia mengatakan, upaya meningkatkan jumlah pengunjung terus dilakukan, di antaranya bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Dinas Pariwisata DIY.

"Kami bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata melakukan terobosan, salah satunya program Wajib Kunjung Museum dan kami juga melakukan promosi melalui media sosial Instagram," jelas Heru.

Heru mengungkapkan umlah koleksi hingga saat ini mencapai 595 unit di antaranya tandu, jubah, mata uang bergambar Jenderal Sudirman, tanda penghargaan, radio, dan replika keris. Setiap tahunnya, belum tentu ada penambahan koleksi karena diperlukan riset terlebih dahulu terhadap benda tersebu.

Museum Jenderal Sudirman selesai direvitalisasi tahap satu di bangunan utamanya Desember 2018 lalu. Ke depannya, museum direncanakan akan dikembangkan berbasis multimedia.

Menurut Heru, museum perjuangan seperti Museum Jenderal Sudirman dapat menanamkan nilai nasionalisme dan patriotisme siswa sekolah. Dia berharap museum Jenderal Sudirman mampu menyesuaikan dengan perkembangan teknologi serta menjadi teladan masyarakat Indonesia.

"Siapapun yang berkunjung harapannya dapat meneladani apa yang ditinggalkan Jenderal Sudirman, terutama semangat pantang menyerah dan rela berkorban," kata dia

Hingga saat ini, pihak pengelola museum masih menggratiskan tiket masuk Museum Jenderal Sudirman. Museum dibuka setiap hari pukul 08.00 hingga pukul 15.00 WIB.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement