REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketika novel “Api Tauhid” akan diterbitkan oleh Republika Penerbit, Habiburrahman El-Shirazy sempat ragu. Novelis lulusan Al-Azhar University Kairo, Mesir itu, sempat khawatir novel tersebut akan kurang laku.
“Ini novel sejarah. Judulnya serius. Api Tauhid. Covernya pun bergambar ulama. Sangat berbeda dengan novel-novel saya sebelumnya yang lebih cair. Baik judulnya dan covernya maupun isinya,” kata penulis novel-novel best seller “Ayat-Ayat Cinta”, “Ketika Cinta Bertasbih” 1 dan 2, “Dalam Mihrab Cinta” “Cinta Suci Zahrana” dan “Bumi Cinta“ kepada Republika, Selasa (30/6).
Namun ternyata sambutan pembaca terhadap novel “Api Tauhid” luar biasa. “Ternyata novel “Api Tauhid” laris manis, dan bedah buku di berbagai tempat selalu dipadati pengunjung,” ujar Kang Abik, sapaan akrab Habiburrahman.
Hal yang sangat menggembirakan, banyak pembaca novel Api Tauhid adalah remaja. Banyak remaja tergila-gila terhadap novel Tauhid. “Ada remaja yang mengaku khatam membaca novel “Api Tauhi” dalam dua hari. Ada pula yang tiga hari,” ujarnya.
Para remaja tersebut, kata Habiburrahman, mengabarkan hal tersebut melalui media sosial, seperti Twitter dan lainnya. “Banyak juga yang mengungkapkan hal tersebut pada acara bedah novel “Api Tauhid”,” tutur Habiburrahman.
Novel “Api Tauhid” sudah dibedah di berbagai kota besar di Indonesia. Bahkan sampai mancanegara. “Api Tauhid telah dibedah di Malaysia dan Istambul, Turki. Hingga saat permintaan bedah novel “Api Tauhid” masih terus berdatangan dari berbagai kota di Indonesia,” kata Habiburrahman.
“Api Tauhid” merupakan novel sejarah pertama yang ditulis oleh Habiburrahman. Novel yang diterbitkan pertama kali oleh Republika Penerbit pada November 2014 itu mengisahkan tentang perjuangan Badiuzzaman Said Nursi, seorang ulama dan pejuang asal Turki.
GM Redaksi dan Promosi Republika Penerbit Syahruddin El-Fikri mengatakan novel “Api Tauhid” memang sangat luar biasa, penuh hikmah dan sangat inspiratif.
“Banyak kisah yang bisa dijadikan teladan. Terutama sosok Badiuzzaman Said Nursi. Sosok ulama, intelektual dan pejuang dari Turki. Mengenal sosok Badiuzzaman Said Nursi membuat kita kagum. Selain itu, novel ini tidak saja berkisah soal romantisme, tapi juga soal sejarah,” papar Syahruddin.