Jumat 11 Jan 2019 09:51 WIB

Presiden Minta Bukalapak Serap 52 Juta UMKM di Indonesia

Dari 56 juta UMKM, sekitar 4 juta UMKM tergabung sebagai mitra di Bukalapak

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andi Nur Aminah
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Founder dan CEO Bukalapak Achmad Zaky (ketiga kanan) dan Co-Founder dan President Bukalapak Fajrin Rasyid (kanan) meninjau stan mitra Bukalapak saat Perayaan HUT ke-9 Bukalapak di Jakarta, Kamis (10/1)
Foto: Puspa Perwitasari/Antara
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Founder dan CEO Bukalapak Achmad Zaky (ketiga kanan) dan Co-Founder dan President Bukalapak Fajrin Rasyid (kanan) meninjau stan mitra Bukalapak saat Perayaan HUT ke-9 Bukalapak di Jakarta, Kamis (10/1)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Jokowi menyebutkan bahwa salah satu pekerjaan rumah terbesar bagi pelaku e-commerce termasuk Bukalapak, adalah menyerap jutaan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Pemerintah mencatat saat ini terdapat sedikitnya 56 juta pelaku UMKM di Indonesia.

Dari angka itu, sekitar 4 juta UMKM tergabung sebagai mitra di Bukalapak. Presiden meminta salah satu online marketplace terbesar di Indonesia tersebut untuk menyerap 52 juta UMKM lainnya.

"Tadi Pak Zaky (CEO Bukalapak, Red) sampaikan sekarang pelapak di Bukalapak ada 4 juta. Jumlah yang besar namun dibandingkan 56 juta Bukalapak masih punya tugas 52 juta (UMKM). Kan 70 hingga 80 persen pedagang yang ada di Bukalapak adalah UMKM," jelas Presiden saat hadir dalam peringatan 9 tahun Bukalapak di JCC, Kamis (10/1) malam.

photo
Presiden Joko Widodo (kelima kanan) menerima potongan tumpeng dari Founder dan CEO Bukalapak Achmad Zaky (tengah) saat Perayaan HUT ke-9 Bukalapak di Jakarta, Kamis (10/1)

Presiden merinci sejumlah poin yang menjadi ganjalan bagi UMKM masuk ke pasar, baik offline atau online. Menurutnya, kemampuan UMKM dalam membangun merek, sistem pengemasan yang belum baik, dan desain produk yang kurang menarik menjadi penghambat sebuah UMKM bisa mengakses pasar yang lebih luas.

Sementara soal akses modal, Jokowi menyebut sudah ada program-program penyaluran kredit yang dilakukan pemerintah bersama BUMN. "Saya nyaris setiap hari masuk kampung, saya sedih melihat produk kualitas bagus barang bagus namun tak bisa masuk akses pasar karena kemasan yang jelek. Tidak ada brand yang memperlihatkan kualitas," jelas Jokowi.

Jokowi melihat perlunya koneksi antara pasar online dan offline untuk produk-produk UMKM. Ia kemudian mengisahkan pengalamannya dalam industri furnitur, yakni banyaknya produk berkualitas yang tidak bisa mengikuti tren pasar baik dari segi desain atau sistem pemasaran.

 "Jangan sampai karena produk UMKM tak bisa masuk (pasar) malah diisi barang-barang dari luar. Mungkin sementara enggak apa-apa, namun jangka pendek menengah harus diusahakan agar barang semuanya produk dalam negeri kita," kata Jokowi.

photo
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Founder dan CEO Bukalapak Achmad Zaky (kiri) meninjau stan warung mitra Bukalapak saat Perayaan HUT ke-9 Bukalapak di Jakarta, Kamis (10/1/2019). Bukalapak pada usia ke-9 tahun telah merangkul lebih dari empat juta pelapak dan 50 juta pengguna se-Indonesia.

Menanggapi permintaan Presiden, Bukalapak menyiapkan program 'Warung Digital' dan penyaluran kredit ultra mikro bagi pelapak. Program warung digital ini sudah berjalan selama dua tahun terakhir dan diikuti 500 ribu warung digital. Bukalapak menginvestasikan Rp 1 triliun melalui warung digital untuk menggaet lebih banyak lagi pelapak menjual dagangannya melalui marketplace ini. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement