REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komite Konvensi Calon Presiden (Capres) Partai Demokrat, Maftuh Basyumi mengharapkan sejarah 2004 kembali terulang bagi Partai Demokrat. Kala itu, PD hanya berhasil memperoleh 7 persen suara nasional.
Angka itu lebih kecil dibandingkan parpol lainnya. Tetapi, dengan modal itu, justru PD bisa mengukir sejarah dengan menjadikan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden.
Karena itu, ia tak sepakat jika dengan hasil pileg lalu yang hanya menempatkan PD di posisi keempat, konvensi capres PD dihentikan. Apalagi ke-11 kandidat dinilainya potensial dan merupakan putra terbaik bangsa. "Dalam politik semua bisa terjadi. Kita lihat perolehan Partai Demokrat pada 2004 hanya 7,2 persen sedangkan partai lain jumlahnya lebih besar. Tetapi Partai Demokrat memimpin negeri ini," katanya saat membuka debat akhir capres konvensi PD, Ahad (27/4).
Ia menegaskan dalam dunia politik, tidak pernah ada hitungan matematis. Semua hal bisa terjadi. Termasuk pemenang dalam pesta demokrasi tahun ini. "Tidak ada yang tahu akhir pergumulan politik ini. Jangan buru-buru mengklaim sebagai pemenang. Tidak boleh mendahului Tuhan. Semoga sejarah di 2004 bisa berulang lagi," katanya.
Ia mengatakan setelah debat akhir selesai, komite akan menyerahkan sepenuhnya kepada Majelis Tinggi PD dan survei yang dilakukan. Setelah itu, baru diumumkan dan ditetapkan secara resmi.