REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo menanggapi kabar kematian dirinya yang beredar di dunia maya. Pria yang akrab disapa Jokowi tersebut menilai, hal itu sudah merupakan bentuk kampanye hitam yang keterlaluan.
"Kalau seperti itu namanya sudah brutal dan keterlaluan," ujar dia, Kamis (8/5).
Capres yang masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta tersebut mengatakan, ia tak akan tinggal diam dengan munculnya kampanye hitam itu. Menurut Jokowi, dia akan mencari tahu siapa pelaku penyebar isu kematiannya tersebut.
"Biar tim legal hukum kita yang urus, karena ini sudah keterlaluan," ucap dia.
Jokowi menilai, bersaing dalam politik harus dilakukan dengan cara-cara yang beretika, misalnya dengan adu program. Bukan dengan menyerang melalui cara-cara seperti itu.
Dia bahkan menilai, dari semua kampanye hitam yang pernah ditujukan padanya, yang terakhir ini merupakan yang paling menyakitkan.
Seperti diketahui, tadi pagi pengguna media sosial Twitter dihebohkan dengan kemunculan gambar yang mengabarkan bahwa Jokowi telah meninggal. Gambar tersebut didesain seperti ungkapan duka cita yang biasa diumumkan di koran.
Dalam gambar itu, terdapat foto Jokowi yang mengenakan jas hitam. Di gambar itu, Jokowi ditampilkan sebagai warga Indonesia keturunan Tionghoa beragama Kristen dengan nama lengkap Ir Hubertus Joko Widodo. Suami Iriana tersebut juga disebut memiliki nama lain Oey Hong Liong.
Jokowi dikabarkan telah meninggal di usia 53 tahun pada Ahad lalu pukul 15.30. Kemudian, jasadnya dikebumikan di kantor PDI Perjuangan, Lenteng Agung.