Jumat 05 Sep 2014 20:12 WIB

Pengamat: Sikap Lukman Angkat Citra PPP

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berbicara saat konfrensi pers terkait pertemuan dengan duta besar Arab Saudi di Jakarta, Kamis (4/9).(Republika/ Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berbicara saat konfrensi pers terkait pertemuan dengan duta besar Arab Saudi di Jakarta, Kamis (4/9).(Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Keputusan Lukman Hakim Saifuddin mundur dari daftar caleg terpilih Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan tetap memilih menjabat sebagai Menteri Agama hingga selesai mendapat aspresiasi publik. Bahkan, sikap Lukman tersebut dinilai mampu mengangkat citra parpol berlambang kabah tersebut.

Pengamat politik Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, secara etis sikap dari Lukman tersebut sangat langka sehingga layak diapresiasi. Menurut dia, justru yang terjadi sebaliknya sejumlah menteri memilih mundur guna bisa dilantik sebagai anggota DPR.

"Yang dilakukan Pak Lukman sangat berbeda dengan koleganya di kabinet. Justru Pak Lukman rela melepaskan kepastian jabatan selama lima tahun di parlemen," kata Yunarto Wijaya saat dihubungi wartawan, Jumat (4/9).

Lebih lanjut dia mengungkapkan, sudah seharusnya politisi konsisten di dalam satu jabatan. Sehingga publik tidak menilainya hanya mengejar jabatan. "Kan tidak bagus habis dari legislatif pindah ke eksekutif setelah itu pindah lagi ke legislatif. Ini kultur yang tidak bagus," terang Yunarto.

Sementara secara politis, lanjut dia, sikap Lukman tersebut bisa membuka jalan komunikasi antara PPP dengan pihak Jokowi-JK agar bisa ikut bergabung di kabinet. Menurut Yunarto, sejauh ini kinerja Lukman Hakim cukup bagus dan diapresiasi publik.

"Kinerja cukup bagus dibanding Suryadharma Ali. Kinerja Lukman selama ini sudah mengangkat citra PPP, ditambah lagi dengan kerelaan dia memilih mengundurkan diri dari caleg terpilih, maka akan berdampak positif ke PPP," tandas Yunarto.

Pengamat politik LIPI Arief Aulia Rachman berpendapat, sikap Lukman tersebut seolah-olah menjadi indikasi bakal bergabungnya PPP ke Jokowi-JK. Namun demikian, hingga saat ini belum ada kejelasan kalau kedua pihak bakal bergabung. "Dalam politik memang tidak semuanya tersurat, banyak yang hanya tersirat," terang Arief.

Dia mengungkapkan, Lukman telah berani mengambil risiko untuk tidak dilantik, meskipun konstituennya di daerah pemilihan menginginkan Lukman untuk berkarya di parlemen. "Tapi Lukman sepertinya ingin menunjukkan profesionalisme kerja dibanding pertimbangan politik," ujar alumnus UIN Sunan Kalijaga ini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement