Senin 23 Feb 2015 13:41 WIB
Eksekusi Mati Gembong Narkoba

Dubes Ditolak, JK: Pembelian Alutsista Brasil Dikaji Ulang

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wapres Jusuf Kalla (kanan).
Foto: Antara
Wapres Jusuf Kalla (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Brasil saat ini tengah meregang. Sebab, pemerintah Brasil telah menolak duta besar Indonesia yang sebelumnya juga telah mendapatkan undangan secara resmi dari pemerintahannya.

Akibatnya, pemerintah bersama dengan DPR RI pun tengah mengkaji kembali kerjasama dengan pemerintah Brazil serta rencana pembelian alutsista dari Brasil. "Lagi dipertimbangkan," kata JK di kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Senin (23/2).

Pemerintah Indonesia pun secara tegas melayangkan protes kepada Brasil dengan menarik pulang Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Brasil Toto Riyanto. Sebelumnya, wakil Ketua Komisi I DPR RI Tantowi Yahya mengatakan, pihaknya pun memberikan dukungan terhadap sikap tegas pemerintah memanggil pulang Dubes RI di Brasil.

"Sikap Pemerintah sudah benar, oleh karenanya patut didukung," kata Tantowi dalam keterangan pers yang diterima, Sabtu (21/2).

Ia mengatakan, pemberian surat kepercayaan adalah hak negara akreditasi. Namun, pembatalan penyerahan kepada Dubes Indonesia saat yang bersangkutan telah berada di istana kepresidenan bersama dengan dubes-dubes lain merupakan bentuk pelecehan diplomatik.

Tantowi menilai tindakan pemerintah Brazil akan memperburuk hubungan bilateral kedua negara dalam berbagai bidang. Ia mengatakan, di bidang pertahanan Indonesia dan Brasil sudah menjalin kerjasama yang baik. Pada tahun anggaran 2009-2014, Indonesia pun telah memesan pesawat Super Tucano untuk mengawasi garis pantai.

"Kita juga memesan Multi Launcher Rocket System (MLRS). Kami akan duduk dengan Kemhan untuk mengevaluasi kerjasama ini kedepan jika Brazil tidak merubah sikap," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement