Selasa 16 Jun 2015 17:48 WIB

Berpakaian Tentara, Jokowi Terima Pengurus Muhammadiyah

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Indah Wulandari
Panglima TNI Jenderal Moeldoko bersama KSAD Jenderal Gatot Nurmantyo melakukan pembaretan ke Presiden Jokowi.
Foto: Republika
Panglima TNI Jenderal Moeldoko bersama KSAD Jenderal Gatot Nurmantyo melakukan pembaretan ke Presiden Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) sore ini menerima Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin dan pengurus Muhammadiyah di Istana Merdeka, Selasa (16/6).

Saat menerima pengurus ormas Islam tersebut, Jokowi, yang baru pulang dari menyaksikan demo pertempuran TNI AD di Kabupaten Ogan, Sumatra Selatan, masih mengenakan pakaian tentara lengkap dengan topi baretnya.

Pertemuan antara Presiden dengan sejumlah pengurus Muhammadiyah itu dilakukan di salah satu ruang di Istana Merdeka. Jokowi duduk di ujung meja panjang dengan dikelilingi tamu-tamunya. Pertemuan berlangsung tertutup dari media.

Ditemui sebelum pertemuan, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin enggan mengungkap maksud kedatangannya pada Jokowi.

"Nanti saja ya habis pertemuan," ujarnya yang mengenakan kemeja batik lengan panjang.

Din juga menolak jika dikatakan tujuannya menemui Jokowi untuk menyamakan pandangan mengenai cara menentukan Ramadhan dan Idul Fitri antara pemerintah dengan Muhammadiyah.

"Tidak. Saya rasa menteri agama sudah mengambil prakarsa itu. Jauh sebelum menteri agama, NU-Muhammadiyah juga sudah saling mendekat," tutur Din.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَنْ لَّمْ يَسْتَطِعْ مِنْكُمْ طَوْلًا اَنْ يَّنْكِحَ الْمُحْصَنٰتِ الْمُؤْمِنٰتِ فَمِنْ مَّا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ مِّنْ فَتَيٰتِكُمُ الْمُؤْمِنٰتِۗ وَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِاِيْمَانِكُمْ ۗ بَعْضُكُمْ مِّنْۢ بَعْضٍۚ فَانْكِحُوْهُنَّ بِاِذْنِ اَهْلِهِنَّ وَاٰتُوْهُنَّ اُجُوْرَهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ مُحْصَنٰتٍ غَيْرَ مُسٰفِحٰتٍ وَّلَا مُتَّخِذٰتِ اَخْدَانٍ ۚ فَاِذَآ اُحْصِنَّ فَاِنْ اَتَيْنَ بِفَاحِشَةٍ فَعَلَيْهِنَّ نِصْفُ مَا عَلَى الْمُحْصَنٰتِ مِنَ الْعَذَابِۗ ذٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ الْعَنَتَ مِنْكُمْ ۗ وَاَنْ تَصْبِرُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ࣖ
Dan barangsiapa di antara kamu tidak mempunyai biaya untuk menikahi perempuan merdeka yang beriman, maka (dihalalkan menikahi perempuan) yang beriman dari hamba sahaya yang kamu miliki. Allah mengetahui keimananmu. Sebagian dari kamu adalah dari sebagian yang lain (sama-sama keturunan Adam-Hawa), karena itu nikahilah mereka dengan izin tuannya dan berilah mereka maskawin yang pantas, karena mereka adalah perempuan-perempuan yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan (pula) perempuan yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya. Apabila mereka telah berumah tangga (bersuami), tetapi melakukan perbuatan keji (zina), maka (hukuman) bagi mereka setengah dari apa (hukuman) perempuan-perempuan merdeka (yang tidak bersuami). (Kebolehan menikahi hamba sahaya) itu, adalah bagi orang-orang yang takut terhadap kesulitan dalam menjaga diri (dari perbuatan zina). Tetapi jika kamu bersabar, itu lebih baik bagimu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

(QS. An-Nisa' ayat 25)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement