REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia perlu memproduksi pesawat sendiri. Direktur Utama PT Perindustrian Angkatan Darat (Dirut PT Pindad), Silmy Karim mengatakan hal ini penting untuk menghindari pembelian barang bekas maupun barang baru.
Untuk bisa memproduksi pesawat sendiri, Silmy berpendapat, rencana itu memang akan memerlukan anggaran yang besar. “Ini bisa dilakukan apabila ada dukungan anggaran dari DPR dan pemerintah,” ungkap Silmy saat Talkshow Polemik dengan topik ‘Hercules dan Ironi Alutista TNI’ di Cikini, Jakarta, Sabtu (4/7).
Selain itu, menurut Silmy, rencana itu akan memakan waktu yang cukup lama. Mengetahui hal itu, Silmy berpendapat, pemerintah harus pandai mencari jalan pintas. Misal, kata dia, melakukan kerjasama dengan beberapa negara yang memumpuni dalam perawatan dan perakitan pesawat.
Silmy menegaskan, produksi pesawat dalam negeri itu penting dan perlu untuk dilaksanakan. Menurutnya, upaya ini bisa menjadi salah satu cara untuk bisa terhindar dari proxy war. Artinya, Indonesia harus mampu melepaskan diri dari kekuatan besar yang memainkan peran besar dalam memproduksi pesawat di dunia ini. Dengan begitu, tambah dia, Indonesia bisa menjadi negara yang mandiri ke depannya.
Seperti diketahui, Pesawat Hercules tipe C-130 dengan nomor ekor A-1310 jatuh di Jalan Jamin Ginting, Kecamatan Medan Maimun, Medan, Sumatra Utara, Selasa (30/6) lalu. Hercules C-130 ini, membawa 12 orang kru pesawat dan 101 penumpang.