REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Orang mengenal nama Muhammad Yamin sebagai salah satu tokoh penting dalam Kongres Sumpah Pemuda 1928 dan peristiwa-peristiwa sesudahnya hingga tercapainya kemerdekaan RI. Muhammad Yamin dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Nasional.
Namun, sebetulnya ada tokoh lain yang juga tidak kalah pentingnya dalam Kongres Pemuda II tahun 1928 dan peristiswa-peristiwa sesudahnya, bahkan hingga pasca kemerdekaan RI. Dia adalah MR SM Amin (1904-1993).
“Namun nama ini kurang begitu dikenal dan masih berada dalam timbunan sejarah. Padahal dia adalah sekretaris Muhammad Yamin pada Kongres Pemuda II tahun 1928 itu. Dia pun tokoh penting Komisi Besar Indonesia Muda 1929 yang merupakan kelanjutan Sumpah Pemuda 1928 ,” kata Kepala Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Dr Icwan Azhari.
Karena itu, sejarawan yang selama tiga tahun melakukan penelitian terhadap kiprah perjuangan MR SM Amin tersebut mengusulkan agar MR SM Amin digelari Pahlawan Nasional.
“Sudah selayaknya pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada MR SM Amin,” tutur Ichwan Azhari pada pembukaan Pameran Kiprah Perjuangan MR SM Amin dan Pemuda Sumatera di Museum Sumpah Pemuda Jakarta, Rabu (28/10).
Sejarawan dan guru besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Syafii Maarif pun menegaskan, sudah selayaknya gelar Pahlawan Nasional disematkan kepada MR SM Amin. “Sangat pantas dan sangat kuat alasannya, kalau MR SM Amin diberi gelar Pahlawan Nasional, meskipun sebagai pejuang beliau tidak pernah mengharapkan gelar tersebut,” kata Syafii Maarif pada acara yang sama.
Mantan Ketua PP Muhammadiyah yang akrab disapa Buya Syafii itu berharap momentum peringatan 87 tahun Sumpah Pemuda di Museum Sumpah Pemuda Jakarta menjadi pendorong bagi Pemerintah RI memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada MR SM Amin.
“Semoga pertemuan ini bermanfaat mendorong Pemerintah Indonesia memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada tokoh yang kita cinta ini, MR SM Amin,” ujar Syafii Maarif.