REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penemuan CVR (Cockpit Voice Recorder) Lion Air merupakan salah satu titik temu yang cukup signifikan. Pengamat Penerbangan, Alvin Lie menjelaskan mengatakan penemuan ini diharapkan menjadi pelengkap dari instrumen investigasi penyebab kecelakaan pesawat Lion Air September lalu.
Alvin menjelaskan penemuan CVR menjadi pelengkap dari data analisis yang sebelumnya sudah dipegang oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melalui FDR (Flight Data Recorder). "CVR mengungkap apa yang terjadi di kokpit, suara koordinasi, suara alarm, suara pengemuman yang akan melengkapi data-data," ujar Alvin Lie saat dihubungi Republika.co.id, Senin (14/1).
Data lengkap dari CVR dan FDR akan menjadi landasan KNKT dalam mengeluarkan rekomendasi dan secara utuh mendeteksi apa yang terjadi dan menjadi penyebab kecelakaan. "Jadi KNKT bisa analisis yang lebih komperhensif. Akhrnya mengeluarkan rekomendasi pencegahan agar kecelakaan tidak terjadi. CVR akan melengkapi, apa yang pilot lakukna, kordinasi seperti apa, hal hal lain yang tidak terdetkesi oleh FDR. Ini gambar analisis KNKT," ujar Alvin.
Baca juga, CVR Ditemukan Delapan Meter di Bawah Dasar Laut
Alvin pun menjelaskan data CVR ini dalam tempo satu dua hari sudah bisa dibuka. Hanya saja dalam proses analisisnya KNKT juga memerlukan waktu. Sebab, semua suara terekam secara jelas dalam CVR, maka perlu ada penelitian dan pengamatan yang seksama untuk bisa mendengar detail isi dari CVR ini.
"Membuka CVR dalam satu dua hari bisa dibuka. Analisis suara gak gampang. Pengumuman, suara patah, suara mesin. Itu semua harus didengarkan. Jadi gak mudah semua pakai telinga telanjang. Musti pakai alat dan kombinasi dengan data FDR dan serpihan temuan. FDR cuman aspek teknis. CVR melengkapi saja. sepuluh dan sebelas bulan lagi hingga selesai," ujar Alvin.