REPUBLIKA.CO.ID, Hasil penelitian yang dilakukan Georgia Health Sciences University, AS, menyatakan menggerakkan badan bagi anak tidak hanya bermanfaat untuk kebugaran dan mengurangi risiko kelebihan berat badan anak. Tapi, juga membentuk suasana hati yang baik dan perkembangan otak. Semakin sering anak bergerak aktif, akan meningkatkan koordinasi motorik dan kemampuannya untuk fokus dan konsentrasi sehingga dapat memengaruhi nilai kecerdasan anak.
Di tempat yang berbeda, konsultan neuroscience terapan dari Smart Brain Energy, Anne Gracia, pernah mengatakan banyak gerak itu bisa membuat anak cerdas. Karena, gerakan dapat membuat anak terlatih. “Dan semakin sering dilatih maka fungsi otak akan berkembang,” katanya.
Anne menegaskan penting bagi orang tua untuk menstimulasi atau merangsang anak untuk bergerak. Stimulasi yang dimaksud adalah stimulasi neurokinestetik, yaitu bagian dari ilmu neuroscience terapan yang merupakan salah satu bentuk stimulasi yang dapat merangsang sel-sel otak anak berkembang dengan baik membentuk kecerdasan kinestetik. Sehingga, dapat mendukung berkembangnya kecerdasan majemuk anak.
“Ada delapan kecerdasan majemuk yang dapat berkembang melalui stimulasi neurokinestetik, seperti cerdas bahasa, cerdas matematika, cerdas spasial, cerdas fisik, cerdas musik, cerdas interpersonal, cerdas intrapersonal, dan cerdas alam,” ujarnya memaparkan.
Kecerdasan kinestetik merupakan kemampuan kematangan saraf yang mematangkan gerak refleks menjadi gerak yang terkendali dan terkoordinasi. Integrasi yang baik antara proses berpikir dan tubuh secara simultan pada akhirnya menjadi gerak yang mempunyai tujuan. Hal ini terkait dengan pancaindra dan dua sistem keseimbangan sebagai penerima rangsang.