REPUBLIKA.CO.ID, Penyebab perseteruan antara menantu dan mertua, menurut psikolog Dra Netty Hartati MSi, biasanya karena tiga hal.
1. Perbedaan latar belakang kehidupan dan karakter.
Melalui perkawinan, perbedaan tersebut kini bersatu. Akibatnya, ada perbedaan yang bisa diterima, tetapi ada juga yang tidak. Yang kontra biasanya menimbulkan perselisihan. Kondisi ini semakin parah jika masing-masing merasa benar. Menantu merasa mempunyai harga diri sehingga tidak terima ketika mertua memberi tahu. Sebaliknya, mertua pun kesal dengan sikap menantu yang tidak bisa diatur. Terjadilah konflik.
2. Perasaan cemburu.
Perasaan ini banyak muncul antara mertua perempuan dan menantu perempuan. Sejak anak laki-lakinya menikah, ibu merasa kehilangan. ‘Cemburu’ dengan menantu karena anaknya kini harus berbagi dengan istrinya. Sebaliknya, istri tidak terima suaminya kini masih lengket terus dengan ibunya. Di antara keduanya saling cemburu, takut kehilangan. Ibu takut kehilangan anaknya, sedangkan istri takut kehilangan suaminya,” tutur Netty.
3. Sejak awal, mertua tidak suka dengan calon menantu.
Mertua terpaksa menerima menantu karena anaknya bersikeras ingin menikah. Tidak ada kompromi, biasanya apa pun yang dilakukan menantu dianggap salah.