REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Zaid bin Tsabit RA ikut berhijrah ketika masih berumur 11 tahun. Dia telah menjadi yatim pada usia enam tahun. Ketika Perang Badar, ia mencalonkan dirinya untuk ikut perang, tetapi belum diizinkan.
Dan, pada Perang Uhud, ia juga bersemangat untuk ikut. Tetapi, dipulangkan kembali. Namun, sebagian riwayat menyebutkan bahwa ketika Samurah dan Rafi R.Huma, diizinkan ikut berperang, akhirnya ia juga diizinkan ikut serta.
Dan selanjutnya, Zaid selalu menyertai pertempuran kaum Muslimin. Dalam Perang Tabuk, pada mulanya bendera Banu Malik dipegang oleh Umarah RA. Kemudian, Nabi Muhammad mengambil bendera itu dan menyerahkan kepada Zaid.
Terlintas di pikiran Umarah, mungkin ia telah melakukan suatu kesalahan sehingga Nabi marah. Maka, ia bertanya kepada Nabi, "Ya Rasulullah apakah ada seseorang yang mengadukan aku kepadamu?"
Nabi menjawab, "Tidak, ini semata-mata karena Zaid lebih banyak menghafal Alquran daripada kamu."
Menurut penulis kisah ini, Maulana Muhammad Zakariyya Al Khandahlawi dalam Kitab Fadhilah Amal, Zaid diutamakan oleh Nabi membawa bendera karena hafalan Alquran. Telah menjadi kebiasaan Nabi untuk mengutamakan orang yang memiliki kelebihan agama, meskipun dalam urusan perang.
Padahal, tidak ada hubungan antara pertempuran dengan kelebihan membaca Alquran. Namun, karena hafalan Alquran seseorang itu lebih banyak, beliau telah memberikan bendera itu kepadanya.
"Biasanya, Rasulullah sangat memperhatikan hal ini dalam setiap perkara, sehingga jika ada beberapa orang yang meninggal dunia dan terpaksa dikuburkan di suatu tempat, maka orang yang paling banyak menghafal Alquran akan dimasukkan terlebih dahulu ke dalam kuburnya sebagaimana terjadi dalam Perang Uhud," tulis Maulana Muhammad Zakariyya.