REPUBLIKA.CO.ID, -- Susahnya mencari tempat memakamkan orang meninggal dunia telah menjadi problem kebanyakan warga Jakarta. Hampir di setiap lokasi pemakaman di wilayah DKI Jakarta sudah menyatakan penuh.
Untuk memakamkan jenazah baru, hanya bisa ditumpangkan pada makam orang yang sudah ada beberapa tahun sebelumnya. Itu pun hanya atas izin keluarga yang bersangkutan. Keadaan demikian sangat menyulitkan warga Jakarta.
Kalaupun ada pilihan di lokasi pemakaman seperti San Diego Hills atau Al-Azhar, letaknya sangat jauh. Lokasinya di wilayah Cikampek dengan harga yang jelas tidak terjangkau oleh warga kebanyakan.
Ada sejumlah cara yang mungkin bisa mengatasi kekurangan tempat pemakaman ini. Di antaranya, manfaatkan space yang masih ada, terletak di antara dua lubang makam. Luasan space tersebut selama ini sekitar 1x3 m2. Kadang space itu untuk injakan saat orang berziarah atau menanam jenazah baru.
Satu lubang permakaman dibuat bersusun dan tetap dalam tanah. Sepertiyang pernah saya lihat di sebuah makam kawasan Depok, Sleman. Space permakaman dibuat pada kedalaman tertentu, sekitar dua meter. Jadi satu lubang bisa diisi tiga lapis.
Paling bawah untuk satu jenazah, lalu ditutup batang-batang adukan semen, yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Di atas jenazah tersebut tersedia lagi satu ruang untuk satu jenazah berikutnya, ditutup adukan yang sama.
Menyusul space ketiga, paling atas, masih dalam lubang yang sama. Posisi paling atas rata dengan tanah dan bila perlu masih bisa dibuat gundukan. Di atas gundukan bisa ditulis ketiga nama orang yang telah dikebumikan tersebut.
Pembatasan perizinan penguasaan sebuah lubang pemakaman, mungkin masih bisa dibatasi sehingga tidak permanen. Dengan kebijakan tersebut, insya Allah, penyediaan makam bisa mengimbangi laju pertumbuhan pendudukan Jakarta.
Marzani Anwar
Kav PTB DKI Blok A 12/23, RT 02/04, Pondok Kelapa, Jakarta Timur