Jumat 12 Feb 2016 06:37 WIB

Derita Orang Tua Punya Anak LGBT

Red: M Akbar
Soenarwoto
Foto: istimewa
Soenarwoto

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: H Soenarwoto Prono Leksono (Penulis tinggal di Madiun, Jawa Timur)

Sebelum riuh perbincangan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) mengemuka seperti belakangan ini, saya pernah didatangi seorang ibu jamaah.

Ia mengeluhkan perihal anak lelaki semata wayangnya yang memiliki perilaku tak normal. Bencong. Sang buah hati ternyata menyukai sesama jenis (lelaki). Naudzubillahimindzalik.

"Saya sangat malu dengan famili dan para tetangga. Sebab, semua famili dan tetangga memperbincangkan perilaku menyimpang anak lelaki saya," keluh ibu yang memiliki anak lelaki semata wayang berperilaku tak normal itu.

Mendengar keluhan ini, saya cuma bisa prihatin. Lalu, saya bertanya kepada ibu itu, apakah selama ini sudah menegur atau menasihati anaknya? Perilakunya mencintai sesama jenis itu sesungguhnya menyalahi kodrat dan tidak dibenarkan dalam agama (Islam). Haram.

Maaf. Saya pun terpaksa mengutip beberapa status teman di Facebook yang sangat logis dalam kepatutan dan kepantasan dalam hubungan biologis; Se-anjing anjingnya pejantan anjing, ia tidak bakal kawin dengan anjing jantan. Demikian se-babi babinya pejantan babi, pasti akan mengawini babi betina.

Ibu itu langsung mengangguk. Sangat sepakat. "Sebenarnya, udah berkali-kali saya menasihati. Tapi, dia malah balik memarahi saya. Saya malah dilarang membawa-bawa agama. Kalau saya berani lagi mempersoalkan perilakunya, ia malah mengancam akan bunuh diri. Sejak itulah, saya tidak berani mempersoalkannya," kata ibu itu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement