REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MS
Hari Ahad 28 mei 2017 ini, alhamdulillah kita telah memasuki hari yang kedua dari bulan suci Ramadlan 1438 H, bulan yang penuh dengan keberkahan, kemuliaan dan keagungan. Bulan dimana Allah SWT mewajibkan ibadah shaum pada setiap orang yang beriman yang mukallaf, sebagaimana firman-Nya dalam QS Al Baqarah ayat 183: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183).
Bulan dimana Allah SWT pertama kali menurunkan Alquran kepada Nabi Muhammad SAW dan bulan dimana sebagian besar Alquran diturunkan di bulan yang agung ini. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 185: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).... (QS. Al-Baqarah [2]: 185).
Bulan Ramadlan adalah bulan yang terdapat keistimewaan yang luar biasa yaitu adanya lailatul Qadr malam keagungan yang lebih baik dari pada seribu bulan, sebagaimana Firman Nya dalam Surat Al Qadar [27] ayat 1-5: “Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Alauran) pada malam kemulian (1) Dan tahukan kamu apakah malam kemuliaan itu? (2) Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan (3) Pada malam itu turun malaikat-malaikan dan malaikan Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan (4) Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar (5).” (QS. Al-Qadr [27]: 1-5).
Karena itu mari kita manfaatkan momentum ibadah di bulan suci Ramadlan ini, baik ibadah shaum, shalat tarawih maupun shalat-shalat malam lainnya, tadarus, dan mentadabburi Alquran, shalat berjamaah di mesjid-mesjid, maupun ibadah-ibadah sosial lainnya, seperti infak dan shadaqah, dengan penuh kesungguhan dan keihlasan, disertai upaya yang sungguh-sungguh pula untuk menjauhkan diri dari perbuatan dan ucapan yang tidak ada manfaatnya.
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad dan Baehaqi dari Abi Said Al Khuddry, Rasulullah SAW bersaba: “Barangsiapa yang berpuasa dibulan Ramadlan disertai pengertian, pemahaman dan menjaga aturan-aturan serta akhlaknya, maka akan diampuni segala dosa dan kesalahan-kesalahan sebelumnya”.
Juga dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Rasulllah SAW bersabda: “Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadlan atas dasar keimanan dan keihlasan karena Allah, maka akan diampuni segala dosa dan kesalahannya yang lalu.”
Tarbiyyah Rabbaaniyyah
Salah satu tujuan utama dari ibadah shaum seperti dinyatakan dalam QS Al Baqarah ayat 183 (la’allakum tattaquun) dan Al-Baqarah ayat 187 (la’alahum yattaaquun) adalah menguatkan nilai-nilai ketaqwaan bagi setiap mukmin yang melaksanakannya. Taqwa dalam pengertian berusaha seoptimal mungkin untuk melaksanakan segala perintah-Nya dan seoptimal mungkin berusaha meninggalkan segala yang dilarang-Nya.
Kenapa taqwa yang menjadi tujuan utamanya? Karena dengan iman dan taqwa akan mengundang turunnya keberkahan hidup dari langit dan munculnya keberkahan dari bumi (QS Al-A’raf: 96) Taqwa adalah indikator utama kemuliaan seseorang (QS Al-Hujurat: 13) dengan taqwa yang sungguh sungguh, Allah SWT akan selalu memberikan jalan keluar yang terbaik bagi setiap persoalan yang dihadapi dan sekaligus melimpahkan rizki yang tidak pernah diperhitungkan sebelumnya. Firman Allah SWT dalam QS. Ath-Thalaq [65] ayat 2-3: “....Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya (2) Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq [65]: 1-2).
Melalui Ramadlan ini Allah SWT memberikan pendidikan yang luar biasa kepada orang beriman, antara lain sebagai berikut:
Pertama, pendidikan keimanan, yang tercermin dari kesadaran transedental, bahwa Allah SWT selalu memperhatikan dan mencatat segala amal perbuatan yang dilakukan. Kesadaran ini akan melahirkan tanggung jawab untuk selalu berusaha melakukan kebajikan yang bermanfaat bagi kehidupan. Dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang merusak, seperti zalim, korup, khianat dan sifat sifat buruk lainnya.
Kedua, pendidikan kasih sayang kepada sesama manusia dan terutama kepada orang-orang yang lemah orang-orang yang fakir miskin yang menderita hidupnya yang sering kelaparan karena tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan wajar. Manifestasi dari rasa kasih sayang ini tercermin dari kesediaan berbagi bagi mereka yang membutuhkan dalam bentuk infak shadaqah atau zakat fitrah diakhir bulan suci Ramadlan nanti.
Ketiga, pendidikan penguatan ukhuwwah dan berjamaah, yang dimanifestasikan dari anjuran untuk selalu berjamaah dalam ibadah di masjid-masjid buka shaum bersama maupun berjamaah dalam bidang mua'malah. Seperti penguatan kegiatan ekonomi berbasis syariah seperti yang sekarang terus menerus digalang oleh umat. Penguatan ekonomi syariah pembangunan koperasi syariah termasuk pembangunan mart-mart seperti Kita Mart, Shodaqoh Mart, dan lain sebagainya.
Keempat, pendidikan penguatan peran keluarga sebagai institusi yang seharusnya paling mendasar dan paling awal mengajarkan dan memberikan contoh hal-hal yang positif terutama kepada anak anak agar mereka menjadi generasi taqwa, generasi yang unggul generasi yang berakhlak, dan generasi yang bertanggung jawab bagi pembangunan diri keluarga maupun masyarakat dan bangsanya.
Tentu masih banyak nilai pendidkan dari ibadah shaum dibulan suci Ramadlan ini yang harus terus menerus digali untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan keseharian kita baik dibulan suci Ramadlan maupun pasca Ramadlan.
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersaba: “Sungguh telah datang pada kamu sekalian bulan yang penuh keberkahan, diwajibkan kamu sekalian berpuasa di bulan tersebut, dibuka pintu-pintu syurga, ditutup pintu-pintu neraka, dirantai syaithan-syaithan (sehingga sulit mengganggu orang yang berpuasa). Pada bulan tersebut ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang terhalang mendapatkan kebaikannya maka merugilah dia.” (HR. Ahmad).
Selamat melaksanakan ibadah shaum semoga Allah SWT selalu melimpahkan keberkahan hidup kepada kita semua.
Wallaahu 'Alam bi Ash Shawab