REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Wartawan Republika, Arif Supriyono
Belum tuntas penyelesaian kasus Gatot Brajamusti dengan ajarannya yang dianggap aneh dan menyimpang, kini terungkap pula kasus Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo, Jatim. Padepokan ini juga diindikasikan menyebarkan ajaran menyimpang.
Semula, di padepokan ini tak pernah ada acara pengajian. Lama-kelamaan, setelah santrinya banyak, lalu diadakanlah pengajian. Kebanyakan santri yang datang bukannya menimba ilmu namun ingin mencari kedamaian dalam hidupnya. Karena itu, yang datang pun punya latar belakang dan usia yang beragam.
Temuan dari anggota Komisi III DPR bahkan menyebutkan, para santri itu ada yang berasal dari kalangan non-Muslim. Ini di luar kelaziman pada umumnya untuk lembaga pendidikan kaum santri, yang senantiasa mengajarkan pendidikan atau pengetahuan yang terkait dengan seluk-beluk agama Islam, dan khusus untuk mereka yang beragama Islam.
Sorotan utama atas keberadaan padepokan bukanlah pada sistem pengajaran di padepokan itu, melainkan tudingan soal pengandaan uang. Ya, dalam berbagai kesempatan atau di video berdurasi singkat, Taat Pribadi menyebutkan atau memamerkan keahliannya yang bisa menggandakan uang. Inilah yang kini menjadi salah satu bidikan perhatian utama masyarakat.