Senin 21 Jun 2010 21:36 WIB

Inilah Kisah Para Pemain yang Dipulangkan Saat Piala Dunia

Inilah Kisah Para Pemain yang Dipulangkan Saat Piala Dunia

Rep: CR2/Telegraph/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Selama perhelatan piala dunia digelar, bukan cuma tim kalah yang pulang kampung, pemain yang dianggap "nakal" baik oleh pelatih maupun FIFA juga mengalami hal serupa, diminta angkat koper. Sejarah di perhelatan Piala Dunia 2010 mencatat lagi insiden terbaru kepulangan pemain, yakni penyerang utama Prancis, Nicholas Anelka.

Anelka bersitegang dengan pelatih Raymond Domenech pada babak kedua ketika mereka kalah 0-2 atas Meksiko, pertengahan pekan lalu di Polokwane, yang membuat ia terusir dari tim. Kepulangan striker itu menambah deretan panjang pemain yang hengkang saat Piala Dunia tengah berlangsung.

Pada Piala Dunia Korea-Jepang, tahun 2002, gelandang timnas Irlandia, Roy Keane juga bernasib sama akibat mengkritik strategi yang diterapkan sang pelatih,Mick MCcharty. Namun bila ditilik dari sejumlah kasus yang membuat pemain dipulangkan, tidak semua alasan disebabkan kritik terhadap pelatih.

Meski tak bisa dipungkiri, pertengkaran dengan pelatih merupakan penyebab utama. Pasalnya, sebagian besar pelatih meyakini, pemain yang membantah instruksi pelatih bakal merusak suasana tim. Resiko itu terpaksa diambil, begitu pula oleh Domenech, kendati mengundang resiko lain dimana tim tidak tampil dengan kekuatan penuh.

Pada kasus Anelka misalnya, pemain andalan klub Inggris Chelsea begitu emosional lantaran tidak diturunkan untuk merumput. Kemarahan striker plontos itu memuncak, ketika Perancis dipermalukan Meksiko 0-2. Spontan, Anelka mengumpatkan kata-kata kasar yang membuat geram Domenech.

Lain Anelka, lain pula Roy Keane, Faustino Aprillia dan Diego Maradona. Mantan Gelandang sekaligus kapten Manchester United, Keane, diusir Mick McCarthy lantaran mengkritik fasilitas dan persiapan tim menghadapi turnamen kualifikasi Piala Dunia Korea-Jepang 2002.

Keane pun memilih pulang dan bersantai bersama anjing kesayangannya ketimbang melihat pertandingan timnya sendiri. Saat itulah, berakhir pula karir gelandang temparemental di tim nasional Irlandia.

Sedangkan, Fasutino Aprilla terpaksa diminta angkat kaki, juga karena mengkritik pelatihnya di media. Awalnya, pemain berjuluk "The Octopus" ini 'ngambek' karena digantikan saat timnas kolombia melawan Rumania pada Piala Dunia 1998 di Perancis.

Kala itu, Kolombia ditekuk Rumania 0-1. Sungguh sial nasib Faustino, ia dipulangkan ketika Piala Dunia Perancis masih berlangsung sepekan.

Khusus Diego Maradona, pemain yang berhasil menyingkirkan Inggris dengan gol "tangan tuhan" ini harus didepak dan dipulangkan ke Argentina setelah kedapatan mengonsumsi doping. Ketika itu, Maradona diminta melakukan tes doping saat merayakan berlebihan dan terlihat liar usai menjebol gawang Amerika Serikat pada Piala Dunia 1994.

Hasilnya, Maradona ketahuan mengkonsumsi Edpherine, sejenis doping yang dilarang oleh FIFA. Kasus doping yang menimpanya menjadi awal terkuaknya segenap masalah yang dialami sang legenda.

Kedapatan mencandu minuman keras plus skandal bersama perempuan membuat legenda bola dari tim Tango itu tengelam. Usai menjalani rehabilitas dan berbagai macam pengobatan guna mengurangi ketergantungannya terhadap minuman keras, Maradona kemudian sempat kembali ke jagat sepak bola.

Maradona sempat membela Boca Juniors dan kemudian beralih menjadi Pelatih Argentina hingga kini. Banyak yang mengkritik kepelatihan Maradona, termasuk musuh bebuyutannya Pele dan juga Michael Platini.  Legenda Brasil menyebut Maradona hanya mencari uang ketika dipercaya menukangi Argentina.

Lalu bagaiamana dengan Piala Dunia 2006? Ajang akbar sepak bola yang dituanrumahi Jerman punya cerita unik lain. Kali ini lakon utama tidak datang dari pemain melainkan sang pengadil atau wasit yang punya cerita.

Singkat kata, Graham Poll, wasit terbaik Premier League dipilih untuk memimpin pertandingan antara Australia dan Kroasia yang berakhir imbang 2-2. Namun, sayangnya, si wasit melakukan kesalahan yang dinilai FIFA sangat fatal.

Betapa tidak, wasit yang terkenal ditakuti di Premier League ini mengeluarkan tiga kartu kuning kepada pemain Kroasia, Jusip Simunic sebelum dikartu merah. Walhasil, pemain Australia protes keras dan bingung mengapa bisa tiga kartu kuning dikeluarkan.

Akibatnya, Poll yang berpeluang besar memimpin pertandingan di Piala Dunia Jerman tidak direstui FiFA. Poll harus merelakan posisinya diberikan pada wasit lain. Meski demikian, karir Poll tidaklah habis. Poll tetap memimpin sejumlah pertandingan di Premier League dan liga Champions. Ia pun akhirnya memutuskan pensiun dan menjadi komentator diberbagai media.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement